-->

Sadisme di Kalangan Remaja


Oleh : Syifa Nurhayari

Dalam KBBI, “sadis” berarti “tidak mengenal belas kasihan; kejam; buas; ganas; kasar”. Di sisi lain, dalam psikologi, sadisme berarti kepuasan seksual yang diperoleh dengan menyakiti orang lain. Sadisme juga merupakan gangguan kepribadian yang membuat seseorang merasa senang dan puas ketika melihat orang lain kesakitan.

Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini marak berita tentang perilaku sadis yang dilakukan oleh anak usia remaja, misalnya dengan bullying. Di usia yang masih sangat muda, mereka sudah berperilaku sadis bahkan menjadikan mereka kriminalis. 

Selain itu, salah satu kasus yang sedang viral adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja berusia 14 tahun. Dia membunuh ayah dan neneknya serta menikam ibunya dengan senjata tajam di rumah mereka di Jalan Lebak Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu, 30 November 2024 dini hari (beritasatu.com, 30/11/2024).

Meskipun banyak faktor penyebab yang membuat anak tersebut bertindak sadis, penyebab utama dari maraknya tindakan kekerasan yang dilakukan remaja saat ini adalah kurangnya pendidikan tentang keimanan terhadap Allah (pendidikan tauhid). Dengan begitu, anak tidak tahu harus berbuat apa saat menghadapi masalah.

Dalam Islam, Allah SWT memberi petunjuk dan aturan dalam mendidik anak sesuai fitrahnya, sehingga saat anak masuk usia baligh, dia sudah tahu harus bagaimana mengatasi masalah pribadinya dan mulai belajar menyelesaikan masalah yang lebih luas di luar masalah pribadinya tersebut. Hal ini dapat mengurangi risiko stres, depresi, dan gangguan psikologi seperti sadisme dan perilaku psikopat yang mengakibatkan anak bisa bertindak anarkis dan kriminalis.

Akan tetapi, menerapkan pendidikan anak sesuai fitrahnya tidak bisa hanya dilakukan di dalam keluarga. Negara pun perlu mendukung, karena masalah seperti ini terjadi akibat rusaknya sistem pendidikan. Maka penting untuk menerapkan sistem pendidikan yang sesuai ajaran Islam, bukan sistem pendidikan yang liberal seperti saat ini.

Hal ini pernah terjadi pada masa Daulah Abbasiyah, yang merupakan puncak keemasan peradaban Islam. Penyebabnya adalah karena pendidikan yang diberikan sesuai dengan fitrah anak. Kemudian orang tua juga tidak kesulitan mendidik mereka karena lingkungan yang mendukung. Wallahu a’lam.