YOLO: Menyikapi Makna Hidup dari Perspektif Islam
Oleh : Isnaina
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Marthinus Hukom, S I K, M Si menyatakan Indonesia saat ini sedang dalam kondisi darurat narkoba, sebanyak 312 ribu anak terjerat narkoba. Banyak dari mereka yang terpengaruh oleh gaya hidup bebas yang dipromosikan melalui media sosial dan budaya global, yang menganggap eksperimen dengan narkoba sebagai bagian dari "pengalaman hidup."(MUI.or.id 3/11/2024)
Fakta ini menciptakan krisis identitas, di mana tindakan maksiat justru dianggap sebagai prestasi, hal ini berhubungan erat dengan istilah “YOLO" (You Only Live Once) yang kini semakin populer, terutama di kalangan remaja. Istilah ini sering dijadikan motivasi untuk menjalani hidup sepenuhnya, mencoba berbagai pengalaman, dan menikmati hidup agar tidak ada penyesalan di masa tua. Namun, penggunaan istilah ini sering disalah artikan, terutama di kalangan remaja Muslim. Pemahaman yang keliru tentang makna hidup, yang seharusnya dipahami dalam konteks agama.
Salah satu alasan mengapa banyak remaja mudah terjebak dalam pengertian YOLO yang salah adalah pengaruh kuat dari kapitalisme, yang mengutamakan kebebasan individu tanpa mempertimbangkan nilai-nilai moral atau spiritual. Kapitalisme mempromosikan gaya hidup konsumtif yang mengejar kenikmatan duniawi tanpa memperhatikan tujuan akhir hidup. Dalam sistem ini, kebebasan individu dianggap sebagai puncak dari kebahagiaan, sehingga banyak yang menganggap bahwa YOLO berarti menjalani hidup dengan bebas, tanpa peduli dengan norma atau tanggung jawab.
Namun, dalam pandangan Islam, konsep hidup yang hanya sekali ini harus dipahami dengan lebih mendalam. Islam mengajarkan bahwa hidup di dunia ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk beribadah kepada Allah dan beramal shaleh. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Hidup yang satu kali ini harus dimanfaatkan untuk mempersiapkan kehidupan akhirat yang kekal, bukan untuk mengejar kenikmatan sementara yang dapat menjerumuskan pada kerugian yang lebih besar.
Allah juga mengingatkan dalam Al-Qur'an:
"Dan janganlah kamu lupa dengan bagianmu di dunia ini. Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu." (QS. Al-Qasas: 77).
Ini menunjukkan bahwa kehidupan dunia ini adalah tempat untuk berusaha, bekerja keras, dan berbuat baik, tetapi dengan tetap mengingat tujuan akhirat yang jauh lebih kekal dan abadi.
Jika dipahami dengan benar, makna YOLO dalam Islam justru sejalan dengan prinsip untuk memanfaatkan hidup ini untuk kebaikan. Kita hanya diberikan satu kesempatan untuk hidup di dunia ini, sehingga sudah sepantasnya kita menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab dan berusaha sebaik mungkin untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, jika kita menjadikan niat untuk mencari keridhaan Allah dalam segala aktivitas kita, maka hidup kita akan lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan hidup yang sesungguhnya.
Disamping itu dalam sistem Islam kaffah, nilai-nilai agama akan membimbing kebijakan negara, sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan karakter generasi muda yang taat pada agama. penerapan khilafah menjadi kunci untuk menerapkan hukum-hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan, hukum, ekonomi, dan sosial. Khilafah akan memastikan bahwa negara berjalan dengan prinsip keadilan, persamaan hak, dan perlindungan terhadap moralitas umat. Dengan khilafah, negara dapat mengarahkan generasi muda untuk memahami tujuan hidup yang sejati, yaitu beribadah kepada Allah, bukan hanya mengejar kenikmatan duniawi.
Sistem khilafah memiliki tanggung jawab untuk mengontrol pengaruh budaya asing yang merusak, termasuk ideologi YOLO yang sering kali mendorong gaya hidup hedonistik. Negara pun harus menciptakan media yang mendidik dan menginspirasi generasi muda untuk mengejar tujuan hidup yang lebih mulia, dengan mengedepankan nilai-nilai agama, kebijaksanaan, dan
moralitas.
Pendidikan Islam yang komprehensif sejak dini dapat menjadi fondasi yang kuat bagi generasi muda dalam memahami tujuan hidup yang sesungguhnya. Dengan memahami bahwa hidup ini adalah ujian dan kesempatan untuk beribadah kepada Allah, remaja akan lebih mudah terhindar dari pengaruh negatif budaya Barat yang mengutamakan kenikmatan duniawi.
Selain itu, negara harus mendukung dan memfasilitasi terciptanya lingkungan yang mendukung pembentukan karakter yang baik dan taat kepada agama.
Dengan memahami makna hidup yang sesungguhnya dalam Islam, kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, serta menghindari kerugian akibat pemahaman yang salah tentang YOLO.
Wallahu alam bishshawab
Posting Komentar