-->

Adakah Korelasi Kemenangan Suriah terhadap Palestina?


Oleh : Fatiyah Danaa. H., Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

Diktator rezim Assad akhirnya tergulingkan dengan kehancuran yang tragis setelah menguasai Suriah selama 54 tahun lamanya. Dalam rezim zalim ini, ribuan pejuang entah dipenjara, disiksa, diperkosa, bahkan dibunuh hingga para syahid telah mencapai angka melebihi para syahid di negeri Palestina. Revolusi Suriah ini adalah hasil dari 14 tahun pengorbanan para pejuang dengan mengemban salah satu prinsip bahwa sistem sekuler dengan segala bentuknya harus dibasmi total dari Suriah dan menerapkan sistem hanya yang sesuai dengan akidah Islam. 

Narasi yang memiliki kemiripan dengan perjuangan saudara kita di Palestina, hanya saja mereka belum mendapatkan kemenangan seperti yang terjadi di Suriah. “Syria today, Palestine tomorrow, Insha Allah”. Sebuah cita-cita, do’a, dan sekaligus merupakan kebenaran bahwa Allah SWT pasti akan membebaskan Baitul Maqdis seperti Allah membebaskan Suriah dari rezim Assad. Memang saat ini rakyat Suriah sudah bergembira dan bersuka cita atas kemenangannya membebaskan Suriah, tapi tidak pernah terlupakan dari rakyat Suriah masih ada saudaranya, saudara kita, yang masih berjuang di tanah suci Palestina. 

History will repeat itself, sejarah sudah pasti akan terulang. Adakah korelasi kemenangan Suriah terhadap Palestina? Apa yang terjadi di Suriah merupakan titik terang dan tanda kemenangan Palestina, dalam waktu yang Allah tentukan, akan mengikuti jejak kemenangan seperti di Suriah. Seperti yang terjadi dalam masa Khalifah Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al Ayyubi, kunci dari pembebasan Palestina menguasai wilayah yang melingkupinya, yaitu Suriah dan Mesir. 

Shalahuddin Al Ayyubi menyelamatkan Damaskus, Suriah terlebih dahulu dari Pasukan Salib pada 1174 M, karena dengan ditegakkan kepemimpinannya di Suriah dapat mengontrol rute masuk dari Mesir menuju ke Syam. Kemudian dalam kurun waktu 13 tahun, yaitu pada 1187 M, Shalahuddin Al Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari Pasukan Salib.

Peran penting menguasai dan membebaskan wilayah sekitar Palestina terlebih dahulu memang sudah menjadi blueprint menuju kemenangan, yaitu untuk mempersiapkan generasi berjiwa pembebas, kemudian dari segi politik hingga ekonominya. Perlu ditekankan, bukan hanya membebaskan secara fisik sebuah negara atau wilayah tersebut, melainkan membebaskan dari segi pemikiran. Bagaimana ideologi yang diemban merupakan ideologi yang shahih dan dijalankan dengan thariqah yang shahih pula. 

Di saat seluruh umat sudah bersama-sama memiliki pemikiran yang shahih, sudah dipastikan persatuan umat Muslim akan mengikuti. Inilah yang dimaksud dari perjuangan Khalifah Umar dan Shalahuddin Al Ayyubi, yaitu pembebasan wilayah sekitar Palestina itu diikuti dengan pembebasan pemikiran. Seperti yang dikatakan Ustadz Felix Siauw, untuk membebaskan Baitul Maqdis dibutuhkan liberation of mind, pembebasan pemikiran menuju pemikiran shahih dengan mengemban ideologi Islam. Ketika pemikiran umat Muslim sudah bersatu, langkah berikutnya menegakkan daulah Khilafah Islamiyah dan Baitul Maqdis dapat dibebaskan. InsyaAllah, dengan izin Allah. []