-->

DI BALIK PAGAR LAUT MISTERIUS

Oleh : Irawati Tri Kurnia
(Ibu Peduli Umat)

Akhir-akhir ini viral berita munculnya pagar laut misterius yang mengganggu aktivitas nelayan. Bahkan Panjang pagarnya mencapai 30 km. Anehnya, pihak pemerintah menyampaikan tidak mengetahui tentang hal ini. Sungguh menggelikan! Apa saja kerja mereka selama ini?

Menteri Agraria dan Tata Ruang atau kepala Badan Pertahanan Nasional (ATR BPN), Nusron Wahid mengaku belum bisa berbuat apa-apa tentang pagar laut misterius yang berada di dekat PIK (Pantai Indah Kapuk) 2 di Kabupaten Tangerang. Nusron mengatakan persoalan itu berada di wilayah lautan. Menurutnya, Kementerian ATR BPN belum bisa masuk mengurusi persoalan tersebut, juga tidak akan melakukan intervensi apapun selama berkaitan dengan wilayah laut (www.metrotvnews.com, Rabu 15 Januari 2025) (1).

Sebelumnya nelayan sudah melaporkan pagar sepanjang 30 km di laut, Kabupaten Tangerang pada bulan Agustus 2024. Pagar laut misterius itu menutup jalur pelayaran nelayan. Sejumlah nelayan mengeluh kesulitan mencari ikan. Namun laporan baru ditindak saat sudah viral di media sosial. Dilansir dari cnn.com, kemunculan pagar laut itu dikaitkan dengan reklamasi oleh sejumlah pihak. Namun hingga saat ini, pemerintah di berbagai tingkatan mengaku tidak tahu siapa pembangun pagar tersebut (www.cnbcindonesia.com, Jumat 10 Januari 2025) (2). Walau begitu, karena berita ini terlanjur viral, pemerintah mangupayakan pencabutannya hari Minggu kemarin oleh 600 personel TNI AL Bersama warga Tanjung Pasir; tapi masih 2 km. Target pencabutan per hari 2 km (www.detik.com, Sabtu 18 Januari 2025) (3)

Pernyataan pejabat negara terkait pagar laut misterius di Kabupaten Tangerang itu sangat aneh. Pasalnya, pagar laut tersebut bukan sesuatu yang tidak kasat mata. Pagar itu terbuat dari bambu dan punya ketinggian hingga 6 m. Maka dengan potensi negara yang memiliki semua perangkat pemerintah, seharusnya sangat mudah melacak pelaku di balik pagar laut itu. Namun pemerintah seolah-olah sedang menutupi, atau bahkan membiarkan sesuatu terjadi begitu saja. Dugaan ini diperkuat dengan sikap pemerintah yang baru menanggapi laporan pagar laut akhir-akhir ini setelah viral. Padahal Laporan sudah dibuat oleh masyarakat sejak Agustus 2024.

Sudah menjadi ciri khas negara yang menerapkan sistem kapitalisme, yaitu pemerintah tidak bergerak cepat dalam menyelesaikan kesulitan warga negaranya. Sebab sistem kapitalisme memang menjadikan negara tidak memiliki kedaulatan mengurus urusan umat. Kedaulatan negara tergadaikan karena ada prinsip kebebasan kepemilikan dari sistem kapitalisme. Kebebasan ini membuat para kapital bisa memiliki kekayaan dan kekuasaan hingga melebihi negara. Seperti yang dijelaskan oleh seorang alim ulama Syekh Taqyudin An-Nabhany, dalam kitabnya Nizamul Islam bab Qiyadah Fikriyah; akibatnya negara menjadi tidak memiliki kuasa untuk menindak para kapital yang perbuatannya menyengsarakan rakyat. Negara hanya menjadi regulator yang bergerak sesuai dengan arahan para kapital, bahkan menjadi penjaga kepentingan kapital. Keberadaan negara kapitalisme inilah yang membuat kepemimpinan penguasa hari ini menjadi populis otoritarian. Sikap mereka jauh dari kata ramah kepada rakyat. Rakyat jelas-jelas mengalami penderitaan, namun negara tak peduli dan hanya melakukan pencitraan di muka umum.

Sangat berbeda dengan negara yang menerapkan sistem Islam, yaitu negara Khilafah. Negara Khilafah merupakan negara yang memiliki kedaulatan penuh untuk mengurus urusan negara dan menyejahterakan rakyatnya. Kedaulatan penuh ini membuat negara Khilafah tidak akan tunduk di bawah ketiak korporasi atau intervensi negara asing manapun. Kedaulatan ini niscaya terjadi, sebab Allah dan Rasulullah menetapkan bahwa keberadaan sebuah negara wajib menjadi Raain atau pengurus dan junnah atau perisai bagi rakyatnya. Aturan Allah adalah aturan yang terbaik bagi manusia, karena berasal dari Zat Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Khilafah adalah sistem pemerintahan Islam warisan Rasulullah saw, yang diteruskan oleh para sahabat. Saat Beliau hijrah ke Madinah, beliau mendirikan Daulah (negara) Islam. Sejak saat itu Beliau memiliki peran ganda, sebagai Nabi dan Rasul, juga sebagai kepala negara Daulah Islam. Fungsi negara dalam Islam sebagai pelindung Islam dan umat Islam, juga sebagai sarana untuk melakukan syiar dakwah Islam. Sejak saat itulah Islam secara kafah (menyeluruh) diterapkan di seluruh sendi kehidupan, terwujud dalam bentuk Undang-Undang yang mengatur kehidupan Masyarakat Khilafah, baik muslim maupun non muslim. Wilayahnya sangat luas, mencapai sepertiga peta dunia lama. Saat itulah konsekuensi beriman kepada Allah dengan berIslam kafah baru bisa diwujudkan. Dan Khilafah telah meraih puncak kejayaannya selama 13 abad lamanya, menjadi mercusuar dunia dan kegemilangan peradabannya tercatat dalam tinta emas Sejarah dunia. Sayangnya ini berakhir pada 3 Maret 1924 saat Khilafah yang tinggal Turki dihancurkan oleh laknatullah Mustafa Kemal Pasha.

Ada dua peran negara dalam Islam. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah :
“Imam atau Khalifah adalah raain atau pengurus rakyat, dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya,” (hadis riwayat Al-Bukhari Dari Abu Hurairah). Nabi Muhammad juga bersabda :
“Sesungguhnya Al Imam atau Khalifah itu perisai bagi yang orang-orang akan berperang mendukungnya dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya,” (Hadis riwayat muttafaqun alaih). 
Dua peran ini yang membuat negara Khilafah kokoh berdiri tanpa intervensi dari pihak manapun, sehingga bisa fokus membuat kebijakan yang akan memberi kemaslahatan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. 

Di sisi lain, baik pemimpin negara Khilafah atau Khalifah dan pejabat negara diharamkan melakukan persekongkolan dengan para kapital atau swasta demi meraup keuntungan pribadi. Mereka juga tidak akan membiarkan sesuatu hal yang dapat membuat rakyat dalam kesengsaraan, seperti yang dialami warga di sekitar pagar laut itu. Perintah ini bersifat tegas. Sebagaimana yang Rasulullah tegaskan dalam hadisnya, yang diriwayatkan oleh Aisyah ra ia berkata, saya mendengar Rasulullah saw berdoa di rumah ini : 
“Ya Allah, siapa saja yang diserahi kekuasaan untuk mengurusi urusan umatku, kemudian ia membebaninya; maka bebanilah dirinya. Siapa saja yang diserahi kekuasaan untuk mengurus urusan umat, kemudian ia berlaku lemah lembut, maka bersikap lembutlah kepada dirinya,” hadis riwayat Muslim. 

Kepemimpinan demikian mampu diwujudkan. Sebab Allah pun mewajibkan sosok pemimpin menghiasi dirinya dengan sifat-sifat seorang pemimpin. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Taqyuddin An-Nabhany dalam kitab Syakhsiyah Al-Islamiyah juz 2 halaman 158, beliau menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kekuatan kepribadian Islam, ketakwaan, kelemahan terhadap rakyat dan tidak menimbulkan antipati. Seperti inilah profil kepemimpinan di dalam negara Khilafah. Khilafah memiliki kedaulatan penuh, sehingga mampu menjauhkan rakyatnya dari penderitaan dan kesengsaraan, termasuk pengaruh negative pagar laut yang menyengsarakan rakyat terutama para nelayan.

Wallahualam Bisawab

Catatan Kaki :
(1) https://www.metrotvnews.com/read/N0BC92EW-menteri-atr-bpn-respons-pagar-laut-jangan-menduga-duga?utm_source=share_desktop&utm_medium=share_whatsapp&utm_campaign=share
(2) https://www.cnbcindonesia.com/news/20250110104709-4-602190/kronologi-pagar-laut-misterius-heboh-disegel-ada-perintah-prabowo
(3) https://news.detik.com/berita/d-7738887/akhirnya-pagar-laut-di-tangerang-mulai-dibongkar