Generasi Muda Bringas, Buah Sekulerisme
Oleh : Henise
Fenomena generasi muda yang bringas, berperilaku kasar, kehilangan arah, dan terjebak dalam kenakalan sosial, menjadi sorotan serius di berbagai negara, termasuk Indonesia. Perilaku ini tercermin dari tingginya angka tawuran, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, hingga rendahnya kepedulian terhadap nilai-nilai agama. Namun, apakah fenomena ini muncul begitu saja? Jika ditelaah lebih dalam, sekulerisme sebagai ideologi yang memisahkan agama dari kehidupan berperan besar dalam membentuk generasi muda yang seperti ini.
Fakta Kehidupan Generasi Muda Saat Ini
1. Krisis Moral dan Identitas
Generasi muda saat ini sering kali kehilangan pegangan moral. Mereka cenderung mengadopsi gaya hidup hedonis dan materialistis, yang ditawarkan oleh budaya Barat melalui media sosial dan hiburan.
2. Minimnya Pendidikan Agama
Pendidikan formal lebih mengutamakan aspek akademis dan teknis, sementara pendidikan agama hanya menjadi pelengkap. Hal ini menciptakan generasi yang pintar secara intelektual tetapi miskin secara spiritual.
3. Pengaruh Media dan Teknologi
Media sosial menjadi medium utama yang memengaruhi cara pandang dan perilaku generasi muda. Konten-konten negatif seperti kekerasan, pornografi, dan budaya konsumtif dengan mudah diakses, tanpa filter yang memadai.
4. Lemahnya Peran Keluarga dan Masyarakat
Orang tua dan masyarakat sering kali abai dalam memberikan pendidikan dan teladan. Nilai-nilai agama yang seharusnya ditanamkan sejak dini tergeser oleh aktivitas ekonomi dan tuntutan kehidupan modern.
Akar Masalah: Sekulerisme
Sekulerisme, yang menempatkan agama hanya di ranah pribadi dan mengesampingkannya dalam kehidupan publik, menjadi akar dari berbagai persoalan generasi muda.
1. Pemisahan Agama dari Kehidupan
Sekulerisme mengajarkan bahwa agama tidak relevan dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Akibatnya, generasi muda tumbuh tanpa pedoman moral yang kuat, karena nilai-nilai agama dianggap kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Pengabaian Nilai-Nilai Spiritual
Dalam masyarakat sekuler, keberhasilan diukur dari aspek material. Pendidikan dan pengembangan diri lebih menekankan pada keterampilan teknis, sementara aspek spiritual diabaikan.
3. Hedonisme dan Individualisme
Sekulerisme mendorong gaya hidup yang berpusat pada kepuasan diri dan kebebasan tanpa batas. Generasi muda terjebak dalam pola pikir “yang penting senang,” tanpa memikirkan dampak moral dan sosial dari tindakan mereka.
Kritik terhadap Sekulerisme
1. Gagal Mencetak Generasi Berkarakter
Sekulerisme terbukti gagal menciptakan generasi yang berkarakter dan bertanggung jawab. Sistem ini hanya menghasilkan individu-individu yang berorientasi pada diri sendiri, tanpa rasa peduli terhadap lingkungan sosial.
2. Menciptakan Kekosongan Spiritual
Tanpa nilai agama, generasi muda mudah merasa hampa, meskipun memiliki akses terhadap kemewahan materi. Kekosongan ini sering kali diisi dengan perilaku destruktif, seperti penggunaan narkoba atau pergaulan bebas.
3. Menghancurkan Tatanan Sosial
Generasi yang tumbuh dalam budaya sekuler cenderung mengabaikan norma-norma sosial. Mereka menjadi lebih individualistis, tidak menghormati otoritas, dan mudah terprovokasi untuk melakukan kekerasan.
Solusi Islam untuk Generasi Muda
Islam menawarkan solusi menyeluruh untuk membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab:
1. Pendidikan Berbasis Aqidah Islam
Dalam Islam, pendidikan tidak hanya bertujuan mencerdaskan otak tetapi juga membentuk kepribadian Islami. Kurikulum pendidikan harus berlandaskan aqidah Islam, yang mengintegrasikan ilmu duniawi dan ukhrawi.
2. Peran Keluarga sebagai Madrasah Pertama
Islam menempatkan keluarga sebagai institusi pendidikan utama. Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak mereka sejak dini, sehingga mereka tumbuh dengan pemahaman agama yang kuat.
3. Lingkungan Sosial yang Islami
Masyarakat dan negara harus mendukung terciptanya lingkungan yang Islami. Konten media, sistem hukum, dan kebijakan publik harus sejalan dengan nilai-nilai Islam, sehingga generasi muda terbiasa dengan norma-norma yang sesuai dengan syariat.
4. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Akhirat
Negara Islam (Khilafah) memiliki tanggung jawab untuk membina generasi muda menjadi individu yang bertakwa dan berkontribusi bagi peradaban Islam. Kepemimpinan yang berorientasi pada akhirat akan memastikan bahwa semua kebijakan mendukung pembentukan generasi yang unggul.
Penutup
Generasi muda yang bringas adalah buah pahit dari sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem ini gagal memberikan panduan moral yang kokoh, sehingga generasi muda terjebak dalam perilaku yang merusak diri sendiri dan masyarakat.
Islam, sebagai sistem kehidupan yang sempurna, menawarkan solusi yang menyeluruh dan aplikatif. Dengan pendidikan berbasis aqidah, peran keluarga yang kuat, lingkungan sosial Islami, dan kepemimpinan yang adil, generasi muda dapat kembali menjadi tonggak peradaban yang mulia. Sudah saatnya kita kembali kepada Islam sebagai solusi hakiki untuk mencetak generasi yang berkarakter dan berkontribusi bagi umat manusia.
Wallahu a'lam
Posting Komentar