-->

Generasi Tidak Berkwalitas, Generasi Ciptaan Kapitalis


Oleh : Maulli Azzura

Dua perguruan silat tawuran di Desa Bambe, Driyorejo Gresik. Sebanyak 27 pesilat diamankan polisi setelah warga melaporkan tawuran tersebut.
informasi yang dihimpun, aksi tawuran tersebut terjadi dua kali. Aksi yang pertama, terjadi pada Sabtu (21/12) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

Warga sekitar yang resah mengetahui tawuran tersebut, melaporkan aksi tawuran itu ke Polisi. Mendapat laporan tersebut, polisi melakukan perburuan untuk mengantisipasi terjadinya aksi tawuran kembali. (KompasJatim.com 24/12/23)

Miris sekali kasus tawuran yang tidak kunjung ada habisnya. Pemuda yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa, kini lebih banyak dijumpai dengan berbagai kasus tindak kriminal dan kekerasan. Tentu hal ini menjadi PR bagi kita semua mengingat bahwa pemuda kini menjadi sasaran empuk untuk melancarkan penjajahan barat yang tidak kita sadari sudah menyerang.

Pemuda adalah Suatu peradaban yang maju atau tidaknya tergantung kepada pemuda yang ada di dalam suatu negara. Tentu untuk itu pemuda yang ada haruslah pemuda yang berintelektual dan mempunyai kualitas yang mumpuni serta memiliki visi dan misi yang jelas dalam hidupnya. Bukan pemuda yang mencari jati diri dengan tes keberanian untuk tawuran bahkan sampai membunuh dan menyerang secara brutal demi eksistensi diri agar nampak keren dan di segani.

Akar dari masalah yang ditimbulkan oleh pemuda, tak lain adalah sekulerisme yang menciptakan generasi minim ilmu agama dan menyuguhi nya dengan berbagai macam kebebasan yang berlaku. Paham yang menuntun mereka dengan slogan "Yang penting Happy " menjadikan pemikiran dan perasaan mereka tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah. Maka konsep halal haram pun akan mereka lewatkan dengan slogan tersebut.

Seperti ini lah jika sekulerisme sudah menguasai generasi. Kapitalisme mengomersilkan pendidikan dan pencapaian nilai-nilai akademik menjadi fokus utama sehingga abai terhadap pembinaan kepribadian pelajar. Ditambah lagi dengan abai nya pemerintah dalam menyelesaikan masalah dengan hukum pisau dapurnya, malah menjadikan generasi semakin bebas menerapkan slogan dengan alasan menikmati masa muda.

Pernahkah kita merasakan bagaimana bila tawuran itu berlanjut dan terus-menerus menimbulkan dendam antar warga? Dan bukan hanya itu, lalu bagaimana dengan korban yang tidak bersalah yang akan ikut terseret di dalamnya?.

Jika sudah memahami akar masalah adalah sekulerisme, maka masihkah percaya pada kapitalisme dalam menyelesaikan masalah pemuda? Untuk itu, saatnya mengganti sistem  kufur dengan sistem yang shahih, yakni sistem Islam. Islam memiliki konsep yang jelas dan tegas dalam menyelesaikan masalah tawuran pelajar. Islam akan menjaga pemudanya dari kerusakan. Maka dalam sistem Islam (Khilafah) pemuda akan dibina dan diberdayakan

Sistem Islam akan membina pemuda menjadi berkepribadian yang Islami dengan memberikan pembinaan akidah yang kuat, serta tsaqofah yang mumpuni sehingga akan lahir pemuda-pemuda Fiisabilillah yang akan memperjuang keadilan dan kemaslahatan untuk umat.

Wallahu A'lam Bishowab