Hanya Sistem Islam yang Memesona
Oleh. Fatiha Shidqy Anjaly
Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, telah menyatakan kekagumannya kepada pemerintahan Islam beberapa waktu lalu. Ia sempat mengutip ungkapan dari pendiri Imperium Ottoman (Khilafah Utsmaniyah), Osman Ghazi, bahwa tidak akan ada negara yang cemerlang dan tidak ada rakyat yang bahagia tanpa keadilan. Tidak hanya itu, Presiden Prabowo juga mengambil nilai-nilai penting yang dapat dipetik dari kekhilafahan tersebut. (kompas.com, 4-12-2024).
Memang benar, Khilafah sebagai sistem pemerintahan Islam merupakan sesuatu yang megah dan sangat bersejarah. Di dalamnya terdapat usaha yang hasilnya dipersembahkan kepada umat Islam. Hal ini seharusnya masih diingat oleh umat dan tertancap kuat dalam jiwa raga mereka hingga kini.
Salah satu prestasi besar Khilafah Utsmaniyah adalah pembebasan Konstantinopel (Istanbul) oleh Sultan Muhammad al-Fatih pada 29 Mei 1453 Masehi. Kemenangan ini bertahan selama kurang lebih tujuh ratus tahun. Tegak di atas kekuasaan yang diridai Allah, dipegang kuat oleh Nabi saw., dilanjutkan Khulafaur Rasyidin di Madinah, kemudian kepada Khalifah berikutnya.
Rasulullah saw. adalah kepala negara pertama yang menjunjung tinggi syariat Islam. Di samping menyampaikan wahyu Allah, beliau mengatur dan menjalani kehidupan sesuai aturan-Nya. Selama pemerintahan beliau, segala yang dipimpinnya menjadi baik. Persoalan seberat apa pun dapat terselesaikan dengan mudah.
Setelah Baginda saw. wafat, kepemimpinan kaum muslim digenggam oleh Khulafaur Rasyidin. Merekalah yang disebut sebagai Amirul Mukminin atau Khalifah (pengganti). Karena sesungguhnya Nabi Muhammad saw., berperan sebagai nabi terakhir yang Allah ciptakan untuk membimbing umat manusia. Sabda beliau saw.
"Dulu Bani Israil dipimpin oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, ia akan tergantikan nabi lainnya. Sungguh tiada nabi lagi sesudahku tetapi akan ada para Khalifah dan jumlahnya banyak."
Barang siapa yang mendalami sejarah agama Islam dengan semestinya, akan mengakui bahwa Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam yang wajib didirikan. Dan negara yang islami, harus memiliki pemerintah yang selalu menerapkan aturan Sang Pencipta demi kesejahteraan seluruh warga negara.
Khilafah berperan penting dalam tegaknya agama Islam di muka bumi. Dengan hadirnya, urusan dunia-akhirat akan terjaga. Maka dari itu, rakyat wajib memilih Khalifah yang memprioritaskan Khilafah.
Adalah pantas sekali bagi kita untuk mengagumi bahkan meneladani pemerintahan Khilafah Islamiyah dan Utsmaniyah. Masa yang bergelora, mewadahi umat manusia dalam persatuan yang tidak pernah kita rasakan dalam negara yang berdasarkan sistem demokrasi.
Pemerintahan Khilafah kuat dan berjaya, ditentukan oleh tiga faktor.
Pertama, ketakwaan individu, terutama para penguasanya. Masing-masing individu menyadari mana yang benar dan yang salah, menuhankan Allah secara menyeluruh sehingga takut jika hendak bermaksiat kepada-Nya, serta menahan diri dari perkara-perkara yang haram maupun makruh.
Kedua, Khalifah konsisten menerapkan hukum-hukum Islam. Inilah ujian terbesar bagi para pemimpin kaum muslimin. Terikat dengan seluruh keinginan-Nya. Sampai menghukum rakyat yang melenceng pun, harus menggunakan hukuman berdasarkan aturan-Nya, bukan menurut hawa nafsu sang Khalifah.
Ketiga, amar makruf nahi mungkar yang melibatkan rakyat. Seorang muslim yang peka terhadap kebaikan, tidak akan meremehkan keburukan sekecil apa pun yang dilakukan saudaranya (sesama muslim) apalagi dilakukan oleh penguasa. Bahkan, menasihati penguasa di saat salah merupakan amal yang mulia. Sabda Nabi saw.,
"Jihad yang paling utama ialah menyatakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim." (HR. Abu Dawud).
Kesuksesan paling berkesan dalam hidup seorang mukmin yaitu ketika dirinya dapat selalu tunduk kepada Allah Swt. dalam setiap aktivitas hidupnya, termasuk dalam sistem pemerintahan. Sudah lama terbukti, bahwa hanya dengan menerapkan Islam secara kaffahlah, yang mampu mengundang keberkahan tak terhingga.
Sebaliknya, jika umat Islam tak lagi berpegang teguh pada agama ini, betapa porak-porandanya kehidupan umat manusia. Contoh paling dekat dengan kita, sampai detik ini, umat terus-menerus rusak dan dirusak sebab tak ada Khilafah Islamiyah bak tameng kokoh yang melindunginya.
Wallahu a'lam.
Posting Komentar