-->

Kenaikan Gaji Guru Era Kapitalisme, Benarkah Mensejahterakan?

Oleh : Ummu Ghooziyah

Guru adalah salah satu pilar penting dalam mencetak generasi penerus bangsa. Mereka memikul tanggung jawab besar untuk mendidik, membentuk karakter, dan memberikan ilmu kepada para siswa. Namun, dalam sistem kapitalisme, penghargaan terhadap profesi guru sering kali hanya diukur dari aspek materi. Baru-baru ini, isu kenaikan gaji guru menjadi sorotan. Banyak yang menganggap langkah ini sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru. Tetapi, apakah kenaikan gaji dalam sistem kapitalisme benar-benar mampu mensejahterakan guru?

Fakta Kehidupan Guru Saat Ini

1. Gaji yang Tidak Seimbang dengan Beban Kerja
Meskipun terjadi kenaikan gaji, banyak guru masih merasa penghasilan mereka belum sebanding dengan beban kerja. Guru tidak hanya mengajar di kelas tetapi juga harus menyelesaikan administrasi, menyiapkan materi, dan menghadapi tuntutan dari siswa, orang tua, serta kebijakan pemerintah.

2. Kesenjangan Gaji Guru Negeri dan Swasta
Guru di sekolah negeri mungkin mendapatkan tunjangan tambahan, sementara guru swasta sering kali menerima gaji yang jauh di bawah UMR. Kesenjangan ini memperlihatkan ketidakadilan dalam penghargaan profesi guru.

3. Kesejahteraan yang Hanya Fokus pada Materi
Kesejahteraan guru sering diukur dari gaji dan tunjangan tanpa memperhatikan aspek non-materi, seperti lingkungan kerja yang nyaman, penghargaan sosial, dan jaminan masa depan.

4. Sistem Pendidikan Berorientasi Pasar
Kapitalisme menjadikan pendidikan sebagai komoditas. Sekolah berlomba-lomba meningkatkan pemasukan, sementara guru sering kali menjadi alat untuk mencapai tujuan tersebut, tanpa benar-benar mendapatkan manfaat yang signifikan.

Kritik terhadap Pendekatan Kapitalisme

1. Mensejahterakan Secara Semu
Kenaikan gaji dalam sistem kapitalisme sering kali tidak mampu mengimbangi kenaikan biaya hidup yang terus meningkat. Hal ini membuat kenaikan gaji hanya terasa seperti “tambal sulam” yang tidak menyelesaikan akar masalah.

2. Pemisahan Aspek Material dan Spiritual
Kapitalisme hanya memandang kesejahteraan dari sudut pandang ekonomi, mengabaikan aspek spiritual dan moral. Padahal, guru tidak hanya membutuhkan materi, tetapi juga penghargaan atas dedikasi dan nilai-nilai yang mereka tanamkan kepada generasi muda.

3. Tidak Menjamin Kehidupan Layak
Dalam kapitalisme, gaji guru sering kali tergantung pada kondisi pasar dan anggaran pemerintah, yang bisa berubah sewaktu-waktu. Ketidakpastian ini membuat kesejahteraan guru tidak stabil.

Solusi Islam untuk Kesejahteraan Guru

Islam memiliki pandangan yang komprehensif terhadap profesi guru dan pendidikan. Berikut adalah solusi yang ditawarkan:

1. Mengembalikan Pendidikan ke Dalam Bingkai Amanah
Dalam Islam, pendidikan adalah tanggung jawab negara sebagai bentuk pelayanan kepada rakyat. Guru dihormati sebagai pengemban amanah yang mulia, bukan sebagai alat produksi dalam sistem pasar.

2. Kesejahteraan Guru Dijamin Negara
Negara bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan guru, termasuk memberikan gaji yang layak dan stabil. Dalam sejarah Islam, para ulama dan pengajar mendapatkan dukungan finansial langsung dari Baitul Mal, sehingga mereka dapat fokus menjalankan tugas mulia mereka.

3. Penghormatan Sosial yang Tinggi
Dalam sistem Islam, guru ditempatkan pada posisi yang mulia. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menjadi pengajar” (HR Ibnu Majah). Dengan penghormatan sosial yang tinggi, guru tidak hanya dihargai secara materi tetapi juga secara moral dan spiritual.

4. Menyelaraskan Aspek Material dan Spiritual
Islam memandang kesejahteraan sebagai perpaduan antara aspek material dan spiritual. Selain memberikan gaji yang cukup, sistem Islam memastikan bahwa guru memiliki lingkungan kerja yang nyaman dan dukungan moral untuk terus berdedikasi.

5. Menjadikan Pendidikan sebagai Hak Dasar Rakyat
Dalam Islam, pendidikan bukanlah komoditas melainkan hak dasar setiap individu. Oleh karena itu, negara wajib menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas, termasuk memastikan kesejahteraan para pendidik.

Penutup

Kenaikan gaji guru dalam era kapitalisme mungkin terlihat sebagai langkah positif, tetapi kenyataannya tidak mampu menjawab akar masalah kesejahteraan guru. Sistem kapitalisme yang berorientasi pada keuntungan semata cenderung mengabaikan hak-hak dasar dan kebutuhan spiritual para pendidik.

Sebaliknya, Islam menawarkan solusi yang komprehensif dengan menjadikan pendidikan sebagai tanggung jawab negara dan memastikan kesejahteraan guru baik secara material maupun spiritual. Sistem Islam tidak hanya mensejahterakan guru tetapi juga membangun generasi yang unggul dan berakhlak mulia.

Sudah saatnya kita berpikir ulang dan mengadopsi sistem yang benar-benar mampu memberikan kesejahteraan sejati kepada para guru, yaitu sistem Islam.

Wallahu a'lam