Lemahnya Pengelolaan Emosi Berujung Tindak Pembunuhan (Cinta Ditolak Jadi Motif Pelajar Bunuh Pelajar di Lamongan)
Oleh : Fitri Nur Fadila
Warga Perumahan Made Great Residence, Desa Made, Lamongan, digegerkan dengan penemuan jasad membusuk di sebuah warung kopi yang sudah lama tutup pada Rabu (15/1/2025). (Kompas.com).
Penemuan tersebut berawal saat seorang penyewa warung, Zamroni, datang untuk membersihkan warung yang sudah tidak beroperasi lebih dari sebulan.
Setelah penyelidikan lebih lanjut dan hasil otopsi, polisi mengungkap bahwa korban adalah seorang pelajar berinisial VPR (16), asal Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan. Pelaku, yang ternyata adalah teman korban, diidentifikasi sebagai AI (16), warga Kecamatan Made, Lamongan.
Motif pembunuhan pelajar oleh pelajar ini adalah penolakan cinta yang memicu pelaku melakukan kekerasan hingga menghilangkan nyawa korban.
Peristiwa ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari lemahnya kontrol emosi, minimnya pendidikan moral, hingga pengabaian terhadap kesehatan mental di kalangan remaja.
Lingkungan sosial yang kurang suportif juga berkontribusi memperburuk kondisi ini. Demikian pula media yang hari ini menjadi ‘guru’ bagi generasi yang rendah literasi.
Berbagai kondisi yang melingkupi ini adalah buah dari kehidupan yang diatur dengan sistem sekuler kapitalisme.
Sekularisme membuat manusia jauh dari agama, sehingga lalai dalam membedakan halal dan haram. Di sisi lain, kapitalisme menjadikan ukuran kebahagiaan hanya berdasarkan materi atau terpenuhinya keinginan seseorang.
Akibatnya, tujuan sering kali menghalalkan segala cara, demikian pula emosi dilampiaskan sesuai dengan hawa nafsu.
Berbagai persoalan generasi jelas membutuhkan sistem yang mampu memberikan solusi secara komprehensif. Sistem ini adalah sistem Islam.
Islam menjadikan pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan akhlak mulia, pengendalian diri, dan pemahaman yang benar terhadap hubungan antarmanusia, atau dengan kata lain, membentuk kepribadian Islam.
Islam juga memiliki aturan yang jelas terkait pergaulan laki-laki dan perempuan untuk mencegah timbulnya fitnah dan perilaku yang melampaui batas. Sistem sosial Islam akan menjaga pergaulan sesuai dengan tuntunan syariat.
Dengan aturan ini, hubungan remaja laki-laki dan perempuan diarahkan agar tetap dalam batas yang wajar, sehingga dapat mencegah terjadinya hubungan yang merusak moral.
Wallahu a‘lam bish-shawab.
Posting Komentar