Menghentikan Penderitaan Anak Gaza, Butuh Tentara Dan Negara
Oleh : zuxy
Hingga saat ini, tindakan pembantaian dan upaya genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina dan Gaza masih terus berlanjut, tanpa ada tanda-tanda penyelesaian yang nyata. Serangan dari Israel, baik melalui darat maupun udara, terus berlangsung, menyebabkan banyak warga Palestina, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi yang tidak berdosa, menjadi korban. Ketegangan ini semakin meningkat akibat ancaman yang dituduhkan kepada kelompok militan seperti Hamas.
Israel menyetujui rencana untuk menarik pasukan dari Jalur Gaza , setelah kemajuan dalam negosiasi pertukaran tahanan dengan Hamas.Surat kabar Israel, Haaretz mengatakan militer Israel (IDF) mengizinkan beberapa rencana penarikan cepat tentara dari Gaza sebagai respons atas kemajuan dalam perundingan.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) melaporkan pada Hari Jumat melaporkan, krisis kelaparan di Gaza terus memburuk, diperparah dengan kekurangan pasokan, pembatasan akses yang ketat dan penjarahan bersenjata yang brutal. (Tribunnews.com)
Dari kedua berita tersebut sampai sekarang kondisi gaza sangat mengenaskan. Israel terus menerus membom bardir gaza dan banyak sekali korban jiwa anak-anak hingga orang dewasa. Kaum muslimin tidak berharap pada PBB ( perserikat bangsa-bangsa ) dan para pemimpim karena mereka hanya pencintraan isu palestina dan tidak ada keadilan apapun dan solusi dari penjajahan gaza. Bahkan di sistem saat ini yaitu kapitalisme hanya membuat zionis semakin maju dan bergerak untuk membantai gaza.
Apa yang terjadi di Gaza saat ini benar-benar memilukan. Setiap hari, kita disuguhkan gambaran kekejaman yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina dan Gaza, sementara dunia hanya diam. Sangat ironis bahwa kita sebagai sesama umat Muslim seolah tak bisa berbuat banyak. PBB, yang seharusnya menjadi pemersatu, nyatanya hanya bisa mengecam tindakan brutal tersebut tanpa tindakan nyata.
Nasionalisme telah menimbulkan kerusakan dalam cara berpikir umat Islam. Sadar atau tidak, alih-alih memperkuat umat, nasionalisme justru melemahkan peran kaum Muslimin, yang lebih terfokus pada urusan masing-masing negara. Banyak kepemimpinan membuat umat terpecah dan kurang peka terhadap penderitaan Palestina.
Nasionalisme juga menjadi penghalang bagi pemimpin negeri Muslim untuk bersikap tegas dalam membela Palestina melalui jihad. Kecintaan akan kekuasaan dan jabatan membuat mereka acuh, dan mereka bukanlah harapan umat dalam membebaskan Palestina.
Umat perlu dibangun kesadarannya untuk terus bersuara, mendesak pemimpin negeri Muslim mengirimkan pasukan dengan penuh kekuatan untuk berjihad di tanah Palestina. Memperjuangkan dan membela Palestina adalah amal yang sangat besar pahalanya, dengan banyak pujian bagi mereka yang berjuang demi bumi ini. Umat membutuhkan kepemimpinan yang akan melindungi dan membimbing mereka.
Kaum muslimin harus punya misi untuk melawan zionis dan bergerak membebaskan palestina dengan menyerukan sistem islam dengan menegakkan khilafah dan seorang pemimpin yaitu khalifah untuk memimpin kaum muslimin agar membebaskan palestina dengan jalan jihad fisabilillah.
Wallahu a'lam bishawaab
Posting Komentar