-->

Menjaga Tanah Palestina Hanya Bisa Terwujud dengan Khilafah


Oleh : Erna Astuti, A.Md
Pegiat Literasi 

Pada Tahun 638 M saat Khalifah Umar Bin Khattab membebaskan Palestina dari kezaliman Romawi, Khalifah Umar memberikan pesan tersirat untuk menjaga tanah Palestina. Pesannya, "Palestina merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah para nabi karena itulah tanah dan tempat ibadahnya diberkahi. Siapapun yang mengabaikannya, berarti mengabaikan kewajiban terhadap agama".

Menurut Islam, tanah Palestina adalah wakaf milik kaum muslim. Bukan saja milik bangsa arab atau bangsa Palestina. Palestina juga disebut sebagai "Negeri yang suci" (Biladul muqaddas) juga sebagai "Tanah yang dijanjikan" (Al-ardhul mi'ad). Namun, tanah Palestina telah menjadi tanah sengketa yang tak berkeputusan sejak ratusan tahun sebelum nabi Isa a.s. Tanah ini telah menjadi rebutan bangsa-bangsa dan selalu berpindah tangan. 

Perang terjadi antara Palestina dan Israel masih berlanjut hingga saat ini. Israel masih terus melancarkan serangan dan genosida dijalur Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu, padahal PBB telah menyerukan gencatan senjata. 

Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), dampak dari serangan brutal Israel, satu anak setiap jam tewas. Ini bukan sekedar angka. Ini merupakan banyak nyawa yang terputus". Dalam sebuah pernyataannya, dikutip Antara, rabu (25-12-2025). 

Dalam serangan Israel sejak 2023 yang masih terus berlanjut dijalur Gaza setidaknya 14.500 anak Palestina telah meninggal dunia. "Membantai anak-anak Palestina di Gaza melanggar hukum, sedangkan mereka yang selamat pun terluka secara fisik dan emosional". Lanjut dari pernyataan itu. 

Menurut UNRWA, anak-anak Palestina di Gaza terpaksa mengais-ngais puing-puing bangunan karena tidak adanya akses kependidikan. Mereka kehilangan nyawa, masa depan, dan juga harapan. 

Juga menurut otoritas kesehatan setempat akibat dari serangan brutal Israel lebih dari 45.300 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak tewas dan lebih dari 107.700 lainnya terluka. BERITASATU, rabu (25-12-2024). 

Ancaman Hukuman yang tidak menakuti

Direktur Jenderal kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail Al-Thawabta menyoroti bahwa "Agresi Israel yang terus berlangsung itu menargetkan manusia dan infrastruktur, menghancurkan elemen penting kehidupan seperti rumah sakit, sekolah, rumah tinggal, dan fasilitas vital lainnya. 

Dia mendesak kepada komunitas internasional, PBB dan semua pihak terkait untuk menghentikan perang brutal itu lalu meminta pertanggungjawaban para pemimpin pendudukan atas kejahatan mereka. 

Mahkamah Pidana internasional (ICC) bulan lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Mahkamah Internasional (ICJ) juga menggugat Israel atas genosida perang yang dilancarkannya di wilayah itu. Republika, sabtu (28-12-2024). Pertanyaannya, apakah Israel akan takut dan akan mengikuti aturan perang internasional? 

Dunia Hanya Diam

Mengenaskan, ini hanya hitungan dari 2023, bila kita menghitung sejak awal penjajahan entitas Yahudi, lebih dari ratusan ribu kaum muslim yang menjadi syuhada. Entitas Yahudi juga sudah banyak menghancurkan infrastruktur, menghancurkan elemen penting kehidupan. Pembunuhan, pembantaian, genosida terhadap umat islam di Palestina masih berlangsung didepan mata para penguasa negeri islam. Para penguasa tidak melakukan apapun untuk mencegah pembantaian ini, mereka hanya terdiam, tak berdaya dalam mengatasi permasalahan yang kian memburuk, mereka hanya menjadikan isu Palestina sebagai pencitraan, mereka mengikuti berbagai solusi yang ditawarkan internasional, mulai dari gencatan senjata, jalan damai, hingga solusi dua negara. 

Ketidakberdayaan para pemimpin dunia dan lembaga-lembaga internasional dalam menyelesaikan masalah ini sudah cukup menunjukkan bahwa gagalnya sistem kapitalisme demokrasi dalam mewujudkan dunia yang aman dan berkeadilan. 

Pada sistem inilah justru para pemimpin dunia memberikan jalan pada penjajah zionis Yahudi untuk membantai anak-anak Gaza dan mengokohkan entitas penjajah Yahudi, dengan faham nasionalisme yang dianut kaum muslim. Faham inilah yang telah menjerat kaum muslim dengan lebih mengutamakan negerinya sendiri dan abai terhadap penderitaan saudaranya umat islam diluar sana. Padahal sesama muslim adalah saudara, ibarat satu tubuh dimanapun berada. Ide nasionalisme inilah menjadikan umat islam terpecah-belah, sampai tidak ada kekuatan. 

Allah Swt. berfirman dalam TQS. Al-Hujurat : 10, "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara".
Rasulullah saw. pun menyatakan: "Kaum Muslimin itu seperti satu tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya". (HR. Bukhari dan Muslim)

Aturan yang Melindungi Zionis

Masalah substansial Palestina sebenarnya ialah perampasan tanah Palestina oleh Israel dengan dukungan Inggris, AS, PBB. Pangkal persoalan Palestina dan krisis Timur Tengah karena keberadaan negara Israel yang didukung oleh barat. Selama negara Israel berdiri, persoalan Palestina tidak akan selesai. 

Barat menjadikan Zionis Israel peliharaan dan sebagai "anak emas" untuk AS. Jadi, sekalipun warga sipil dari berbagai negara menyerukan penghentian genosida di Palestina, PBB hanya mengeluarkan resolusi dan rasa empati omong kosong belaka. Penyeretan Zionis Israel ke Mahkamah Internasional pun tidak memberi arti apapun. Inilah gambaran tata kehidupan ketika diatur oleh sistem kapitalisme. Sistem ini hanya membawa keburukan, bahkan merendahkan serta menyebabkan kedukaan mendalam bagi kaum muslim. 

Bangkit dengan sistem Islam

Di sinilah titik fokus mengapa kita harus memperjuangkan kembali Khilafah Islam 'alaa minhaaj an-nubuwah. Sebab kekuatan politik Islam global ini yang akan mampu menghadapi kekuatan global barat dan menyingkirkan para penguasa penghianat di negeri Islam. 

Untuk itu kaum muslim harus mempunyai caranya sendiri yaitu harus menyatukan pemikiran dan perasaan untuk bangkit melawan rezim kapitalisme. Keyakinan inilah satu-satunya untuk menyelesaikan masalah Palestina agar terbebas dari penjajahan Zionis Yahudi, yaitu harus bahu-membahu dengan menegakkan Khilafah (kepemimpinan umum kaum muslim sedunia yang menerapkan syariat Islam secara kaffah) dan mengangkat seorang khalifah (kepala negara Khilafah). 

Di bawah komando khalifah kaum muslim sedunia di mobilisasi berjihad untuk mengirimkan bantuan militer ke Palestina untuk mengusir entitas penjajah Yahudi di Palestina dan negeri-negeri Islam lainnya yang saat ini juga tengah dijajah entitas penjajah lainnya. 

Jadi hanya dengan penerapan sistem Islam kaffah yang bisa memberikan perlindungan sejati dapat diberikan kepada mereka. 

Penutup

Itu sebabnya mengapa umat Islam harus menyadari pentingnya menghadirkan solusi hakiki untuk semua permasalahan yaitu khilafah. Untuk membentuk kefahaman umat dalam mengembalikan kehidupan Islam yang pernah dibangun oleh Rasulullah saw. di Madinah, dibutuhkan peran kelompok dakwah Islam ideologi. Sebuah kelompok yang mengikuti metode dakwah Rasulullah dalam menyadarkan dan membimbing umat untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam kaffah.
Wallahualam bissawab. []