Miris, Tahun Baru Penuh dengan Tumpukan Sampah
Oleh : Tuslikhatun
(Aktivis Dakwah)
Tumpukan sampah masih menjadi permasalahan klasik yang terus berulang di Kota Bekasi. Kota terbesar kedua setelah Jakarta ini masih belum bisa menangani masalah pengelolaan sampah dengan baik, hingga sering membludaknya sampah di TPA dan berakibat kerusakan di lingkungan sekitar. Ditambah pasca perayaan malam tahun baru 2025, sampah menumpuk hingga 56 Ton lebih dalam satu malam.
Permasalahan sampah bukan hanya dalam hal keprofesionalan pengelolaannya saja, akan tetapi ada dampak dari perilaku konsumtif masyarakat. Perilaku konsumsif masyarakat di sebabkan oleh kehidupan materialistik yang berakar dari sistem kapitalistik. Di mana mendorong masyarakat untuk membeli barang-barang yang tidak penting atau pemborosan. Di lain sisi kurangnya kesadaran diri di masyarakat dalam membuang dan memilah sampah. Masih banyak orang yang menyepelekan sampah, dengan mudahnya mereka membuang di sembarang tempat. Contohnya sering ditemui para pengendara, pejalan kaki, hingga pedagang yang membuang sampah di sungai, lahan kosong hingga di tepi jalan. Tidak heran sampah menjadi permasalahan yang sangat pelik hingga saat ini.
Lalu bagaimana Islam memandang masalah sampah?
Islam memandang bahwa semua berpangkal dari mindset, keyakinan dan perilaku masyarakat hingga sistem negara. Dalam Islam manusia dilarang melakukan perbuatan yang berlebihan seperti konsumerisme, mengingat semua perilaku akan di mintai pertanggung jawaban kelak di akhirat. Dari sini masyarakat akan memiliki kontrol terhadap dirinya untuk tidak melakukan hal yang mubazir.
Di dalam sistem Islam, penguasa diwajibkan untuk menjadi pengatur sekaligus pelayan bagi masyarakat. Sehingga mereka akan melakukan langkah-langkah yang profesional dan terukur termasuk dalam hal pengelolaan sampah. Seorang pemimpin atau Khalifah berkewajiban mengolah sampah secara syar'i yang efektif dan efisien sebagai perannya dalam menerapkan syariat Islam. Di sini masyarakat juga harus ikut berperan agar memudahkan Khalifah dengan jangkauan yang luas dan menyeluruh. Begitupun individu-individunya digerakkan atas dasar kesadaran dan keimanannya untuk tidak merusak bumi yang sudah di ciptakan oleh Allah SWT.
Seperti yang telah di kutip dalam buku Fiqih Thaharoh oleh Ibnu Abdullah, tentang kewajiban menjaga kebersihan lingkungan. Islam melihat upaya membersihkan lingkungan sebagai salah satu amal mulia. Hingga dalam sebuah hadits dikatakan Allah memberikan surga kepada hambaNya yang telah menyingkirkan dahan pohon. Rasulullah SAW bersabda :
مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهُمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَمرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهُمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ
"Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalangi jalan, lalu ia berkata, "Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan menyakiti kaum muslimin," maka Allah pun memasukkannya ke surga" (HR Muslim).
Wallahu A'lam Bishawab
Posting Komentar