-->

Penderitaan Anak Gaza Tak Kunjung Usai


Oleh : Isna

Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, mengakibatkan penderitaan yang luar biasa bagi masyarakat Palestina, khususnya anak-anak di Gaza. Mereka menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kekurangan akses terhadap fasilitas kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur yang memadai. Keadaan ini mendesak perhatian internasional untuk menghentikan penderitaan tersebut.

Pada Rabu, 8 Januari 2025, laporan UNICEF mengungkapkan bahwa sebanyak 74 anak telah kehilangan nyawa di Jalur Gaza selama pekan pertama tahun 2025 akibat serangan yang dilakukan oleh Israel. (Tempo.co 14/1/2025)

Berita mengenai penderitaan yang dialami oleh anak-anak di Gaza sungguh sangat memprihatinkan. Lebih dari satu tahun setelah Oktober 2023, konflik antara Israel dan Palestina telah menimbulkan banyak korban jiwa, terutama di kalangan anak-anak dan perempuan. Dilaporkan bahwa dalam kurun waktu tiga hari, lebih dari 200 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, dengan total korban jiwa mencapai 45 ribu. (Kumparan.com 14/1/25)

Situasi ini semakin diperparah oleh adanya blokade ekonomi yang diterapkan oleh Israel, yang membatasi akses terhadap barang-barang kebutuhan pokok, sehingga mengakibatkan kelaparan dan kekurangan obat-obatan. Fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, dan kamp pengungsian juga menjadi target serangan rudal Israel.

Penderitaan yang dialami oleh anak-anak di Gaza tidak hanya terbatas pada hilangnya nyawa, tetapi juga mencakup trauma psikologis akibat konflik yang berkepanjangan. Mereka membutuhkan bantuan kemanusiaan yang signifikan untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Memang, otoritas tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengambil tindakan dalam konteks ini adalah negara. Namun, saat ini, negara-negara tersebut menganut sistem kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari aspek kehidupan sehari-hari, sehingga kehilangan esensi spiritual yang seharusnya menumbuhkan kepedulian terhadap kelompok yang tertindas.

Oleh karena itu, sistem kapitalis tidak dapat diharapkan untuk menyelesaikan masalah pembebasan Palestina. Sistem ini, yang telah diadopsi secara luas di tingkat global, sering kali menjadikan Palestina sebagai isu pencitraan belaka, termasuk di dalam agenda solusi dua negara yang diformulasikan oleh kekuatan Barat yang mendukung kapitalisme.

Tentu saja, pendekatan semacam ini tidak akan pernah mampu menyelesaikan konflik yang bersifat ideologis. Sistem ini tidak mencerminkan keadilan dan bahkan memberikan ruang bagi pihak Zionis untuk melakukan tindakan kezaliman yang brutal, termasuk pembantaian terhadap anak-anak di Gaza.

Dengan demikian, penderitaan dan kesengsaraan di Palestina, khususnya yang dialami oleh anak-anak di Gaza, tidak akan menemukan jalan keluar selama sistem kapitalis tetap bertahan dan terus dipromosikan sebagai solusi yang dapat membawa perdamaian.

Sistem yang dibentuk oleh manusia ini merupakan akar permasalahan penjajahan di Palestina. Oleh karena itu, khususnya bagi umat Islam, perlu menyadari betapa pentingnya memberikan perhatian terhadap situasi kritis yang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina, terutama anak-anak di Gaza, dan berupaya menyelesaikannya hingga ke akar permasalahan, sehingga Palestina dapat merasakan kedamaian dan keamanan yang menyeluruh.

Untuk itu, diperlukan penerapan sistem yang lebih komprehensif, yaitu penerapan aturan Islam, yang telah terbukti sepanjang sejarah mampu melindungi dan membela umat yang teraniaya. Saat ini, umat perlu bersatu dan menggalang agenda demi pembebasan Palestina.

Selain itu, penting juga untuk memberdayakan pemuda di seluruh dunia agar siap untuk memperjuangkan keadilan melawan rezim Zionis yang zalim. Tindakan ini hanya dapat dilakukan oleh kelompok partai politik yang berbasis ideologi.

Kami juga harus berjuang untuk menegakkan Khilafah dengan mengangkat seorang Khalifah yang sanggup menjaga dan memimpin umat Islam. Hanya Khilafah yang dapat membebaskan Palestina dari penderitaan yang berkepanjangan.
Apabila prinsip-prinsip kehidupan dijalankan di bawah kepemimpinan Islam, maka permasalahan Palestina serta penindasan terhadap anak-anak di Gaza akan dapat diselesaikan dengan segera. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dari umat tentang pentingnya persatuan dan kolaborasi di antara para pemuda. Persiapkan diri untuk mengambil langkah-langkah tersebut. Wallahu a'lam bishawab