-->

Propaganda Barat Dalam Bingkai Moderasi Beragama Yang Merusak Aqidah


Oleh : Maulli Azzura 

Badan Pusat Statistik (BPS) bersama dengan Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS) pada tahun 2020 mengeluarkan data bahwa secara keseluruhan jumlah suku dan sub suku di Indonesia mencapai 633 kelompok besar. Dengan 633 kelompok suku dan sub-suku besar ini membuktikan keberagaman tradisi, bahasa daerah, identitas dan adat istiadat di Indonesia. Keberagaman ini tidak hanya sebagai aset kebudayaan bangsa tetapi juga bukti bahwa Indonesia adalah bangsa yang multikultural. 
Dalam konteks keberagaman ini, data tersebut menjelaskan bahwa Identitas nasional indonesia terbentuk dari harmoni berbagai macam latar belakang tradisi-suku, budaya dan agama. Dengan demikian, perlu strategi agar penanaman nilai moderasi dan sikap toleransi dapat mengakar kuat pada manusia Indonesia. Hal ini penting, karena sikap ini dapat menjaga stabilitas untuk menjaga kehormatan moral dan ketenangan dalam kehidupan individu/masyarakat. (kumparan.com 07/01/2025).

Program moderasi beragama sudah sering disampaikan pemerintah, dengan terstruktur, sistematis serta massif. Bahkan disampaikan dalam beberapa forum, agenda moderasi nya dimasukkan ke berbagai arah pandang, misalnya dimasukkan dalam pendidikan, kehidupan rumah tangga, bertetangga (social), dan lain-lain. Jika kita telusuri sekilas memang program moderasi beragama ini tidak ada yang salah, Karena tujuannya pun seolah baik yaitu mencegah radikalisme. Hanya saja sampai saat ini pengertian radikalismenya pun belum jelas, mereka melontarkan makna radikalisme pada seseorang yang taat dalam beragama, bahkan lebih spesifiknya para pengemban dakwah yang menginginkan kembalinya Daulah Islam dengan ideologi Islam nya tegak di muka bumi ini. Mana mungkin seorang muslim yang taat dikatakan radikalisme dan ekstrim ?.

Kami rasa terlalu jauh jika menilai sumber radikalisme atau ekstrim dialamatkan kepada seorang Muslim atau kelompok dakwah. Jelas- jelas mereka adalah orang-orang yang berada dalam jalan kebenaran dan hanya menyampaikan kewajiban dakwah atau seruan yang bersumber dari yang haq yakni Allah SWT. Jika dicermati, gagasan memoderasi keluarga muslim sesungguhnya bukan gagasan yang tunggal. Gagasan ini lahir bersamaan dengan peng-arusan gagasan moderasi Islam yang didukung penuh oleh lembaga internasional PBB dan negara adidaya, khususnya Amerika. Bahkan jauh sebelumnya moderasi beragama telah muncul di era pemerintahan Turki Utsmani yakni dinamai kelompok freemasonry. 

Gagasan moderasi beragama adalah gagasan yang menyalahi aqidah Islam sebagai pelopor toleransi yang benar yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Kalau mereka mengalami kejumudan lalu mereka mencoba mengubah atau mengembangkan dengan alasan biar selaras dengan zaman , itu fatal logika. Karena Islam sempurna dan kesempurnaannya dijaga langsung oleh Allah SWT. Moderasi beragama yang dicanangkan dan disampaikan berulang kali oleh menteri agama adalah suruhan kafir barat untuk merubah aqidah umat Islam dengan cara yang halus. Padahal dengan pandangan moderasi beragama tersebut , kita secara tidak langsung telah mengakui kesetaraan agama yang lain dengan islam atau dengan kata lain agama selain Islam juga benar dan sama kedudukannya. Naudzubillah min dzalik.

Sebuah majalah terbitan Rand Corporation berjudul Building Moderate Muslim Network yang terbit tahun 2007, menyebutkan karakter muslim moderat adalah muslim yang mendukung demokrasi dan pengakuan internasional atas hak asasi manusia, kesetaraan gender, kebebasan beribadah, menghargai keberagaman, menerima sumber hukum non-agama, menentang terorisme dan semua bentuk kekerasan–sesuai tafsiran Barat. Jelas dalam lansiran tersebut dapat kita fahami telah menyalahi akidah islam. Dan terang-terangan ingin membuat program secara sistematis masif dan terstruktur agar umat Islam rusak aqidahnya. 


وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ


"Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata"
[ QS. Al Ahzab : 36]

Maka dari itu, umat seharusnya tidak terpedaya dengan gagasan Islam moderat yang diusung pihak yang ingin menjauhkan kaum muslim dari kesucian Islam. Sudah selayaknya umat mengokohkan keimanan dan meyakini Islam adalah mabda yang benar dalam mengatur kehidupan.

Oleh karena itu, harus ada sebuah sistem yang mampu menguatkan akidah kaum muslim yaitu dengan menegakkan khilafah Islamiyah sebagai institusi yang sanggup menjaga dan menjamin kemurnian akidah umat. 

Wallahu a'lam bish showwab