Solusi Gaza, Butuh Tentara dan Negara
Oleh : Nining Ummu Hanif
Agresi militer dilancarkan Israel ke Jalur Gaza Palestina, dengan dalih menggempur kekuatan faksi Hamas. Gempuran yang dilakukan Israel sejak 7 Oktober 2023 itu telah menewaskan lebih dari 45.200 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Yang dilakukan Israel adalah genosida bukan hanya agresi militer semata, karena serangan Israel berusaha untuk memusnahkan rakyat Palestina dengan melanggar semua aturan perang. Seperti yang disampaikan oleh Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini bahwa Israel telah melanggar semua peraturan perang di Jalur Gaza. selama 14 bulan terakhir. Israel menyerang sekolah, rumah sakit, membunuh para jurnalis, membunuh wanita dan anak- anak, dan melakukan pelecehan seksual terhadap wanita Palestina. Karena melanggar semua aturan perang itulah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah untuk menangkap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. (tirto.id, 23/12/24)
Sementara itu kondisi anak- anak di Palestina sangat memprihatinkan. Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), satu anak tewas setiap jam di Jalur Gaza. Setidaknya 17.492 anak dilaporkan tewas. Selain itu dilaporkan ada ratusan anak yang ditahan di penjara- penjara Israel.(cnnIndonesia,28/12/24).
Otoritas Palestina menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata terhadap warga sipil dan anak-anak di Jalur Gaza. Lebih dari seperempat juta truk bantuan telah dicegah oleh tentara Israel sejak dimulainya perang genosida. Selain itu blokade yang dilakukan Israel menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah. Ancaman hawa dingin dan keterbatasan tenda- tenda menambah kemalangan anak- anak di Gaza.(republika.co.id, 28/12/14)
Sungguh kondisi yang sangat memilukan yang dialami penduduk Gaza. Duniapun mengecap aksi genosida Israel tersebut, namunseruan gencatan senjata nyatanya tidak digubris. Masihkah kaum muslim berharap penyelesaian Palestina pada dunia Internasional?
Awalnya memang Israel itu merupakan perpanjangan tangan dari Amerika Serikat di Timur Tengah untuk menguasai sumber daya alam, terutama minyak. Intervensi AS di Timur Tengah menjadi mudah kalau ada satu kekuatan yang bisa mengontrol kekuasaan di sana. Kalau bisa, bukan hanya sekedar mengawasi, namun memecah belah negara-negara tersebut.
Disisi lain upaya yang dilakukan oleh pemimpin- pemimpin negeri muslim terkesan hanya pencitraan belaka. Bagaimana tidak? negeri- negeri muslim itu nyatanya masih menjalin kerjasama dan hubungan diplomatik dengan Israel. Upaya mereka sama sekali tidak menyentuh akar masalah. Karena sebagian besar hanya mengirimkan bantuan kemanusian, obat-obatan, makanan, yang semuanya terhambat penyalurannya karena adanya penutupan akses bantuan ke Gaza.
Sementara itu solusi yang ditawarkan two-state solution atau solusi dua negara adalah kerangka kerja ala kapitalisme yang diusulkan untuk menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel dengan mendirikan dua negara untuk dua bangsa, yaitu Israel untuk orang-orang Yahudi dan Palestina untuk rakyat Palestina. Solusi itu diciptakan untuk melanggengkan campur tangan Barat dalam hal ini Amerika di kawasan Timur Tengah.
Oleh karena itulah kaum muslim tidak bisa bergantung pada solusi yang ditawarkan dunia Internasional . Palestina adalah tanah Kharaj. Tanah yang dibebaskan oleh kaum muslimin dan menjadi milik kaum muslimin melalui peperangan. Sebagai tanah Kharaj, Palestina adalah hak seluruh kaum muslim seluruh dunia, dan wajib untuk menjaga dan melindunginya. Anehnya semua pemimpin negeri muslim hanya bisa mengecam dan mengecam. Padahal mereka memiliki militer namun tidak dikirimkan untuk membantu saudara seimannya di Palestina.
Sudah saatnya semua kaum muslim di seluruh dunia menyatukan pikiran dan perasaan untuk bangkit membebaskan Palestina. Menggerakkan pemuda- pemuda Timur Tengah untuk bergerak melawan rezim yang membelenggu pemikiran dan raga mereka. Dalam Islam, jihad fisabilillah adalah solusi melawan penjajahan.
Sebagaimana Firman Allah :
“Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang kafir.” (Qs. Al Baqarah :191)
Kaum muslimin harus bersatu dalam satu mabda Islam. Bersama - sama berjuang dalam partai ideologis yang memperjuangkan penerapan Islam secara Kaffah. Perjuangan itu memerlukan dukungan institusi negara Islam yaitu Khilafah yang dipimpin oleh seorang Khalifah. Dengan satu komando, satu tujuan, pemikiran, perasaan dan satu ideologi membebaskan Palestina dan mengusir Israel dari tanah kharaj milik kaum muslim.
Wallahu’alam bishowab
Posting Komentar