Two State Solution, Pengkhianatan terhadap Kaum Muslim
Oleh : Ade Damayanti, Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Mengawali tahun 2025 ini, tampaknya “Badai Al Aqso” belum kunjung mereda. Sebaliknya efeknya kian meluas merambah kawasan Timur Tengah. Di jalur Gaza, Israel terus meningkatkan serangannya hingga terakhir tercatat sedikitnya 200 warga Palestina tewas dalam tiga hari lalu. ironisnya kebanyakan dari korban adalah wanita dan anak-anak, demikian yang disampaikan para koresponden di lapangan (KumparanNews, 5/01/2025).
Jumat (3/1/2025), beberapa hari sebelumnya militer Israel menyerang Rumah sakit Kamal Adwan dan menahan direktur rumah sakit tersebut. Mereka juga mengevakuasi paksa staf dan pasien di dua Rumah sakit di Gaza utara. Pada Sabtu pagi (4/1/2025), setidaknya 11 anggota keluarga al-Ghoula tewas dalam serangan di kawasan Shujayea, Gaza Utara. Ahmed Ayyan, tetangga keluarga tersebut menyampaikan, “Sekitar pukul dua pagi, kami terbangun oleh suara ledakan besar.” Ia menambahkan, “Kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Mereka semua warga sipil. Tidak ada seorang pun di sana yang terlibat dalam perlawanan,” Al Jazeera, Ahad (5/1/2025).
Jika dilihat, mulai dari Oktober 2023 hingga kini jumlah para syuhada di Palestina mencapai 45 ribu jiwa, dengan 108 ribu orang lainnya terluka. Tidak cukup Israel melakukan penyerangan membabi buta menyebabkan banyakya warga sipil termasuk wanita dan anak-anak, Israel pun menyerbu dan merusak banyak fasilitas umum termasuk sekolah dan rumah sakit dimana itu seharusnya menjadi area yang tidak boleh diserang oleh militer manapun dalam peperangan.
Akibat penyerangan Israel yang bertubi-tubi penderitaan warga Gaza tak kunjung berakhir ditambah dilanda krisis air. Rabu, 8 Januari 2025, melalui video yang disebarkan akun Instagram @ibrahimkarsh, ia telah mengambil air berlumpur untuk digunakan sebagai sumber air bersih. Untuk menyaringnya, ia menggunakan kain, kapas, kemudian tisu untuk mendapatkan air jernih, rangkum Says, dikutip Sabtu, 11 Januari 2025. "Mengekstraksi air dari lumpur. Saya harap semua orang melihat video ini sehingga kita dapat mengetahui seberapa besar penderitaan di Gaza," tulisnya sebagai keterangan unggahan (Liputan6.com, 12/1/2025).
Betapa beratnya kehidupan di sana, sebagaimana kita ketahui air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat mendasar. Maka pantaslah Israel dituduh oleh Human Rights Watch telah melakukan genosida karena menolak menyediakan air bersih bagi warga Palestina. Mereka meminta masyarakat internasional untuk menjatuhkan sanksi yang ditargetkan.
Lantas apa yang terjadi saat ini? Kecaman, tuduhan, orasi, diplomasi bahkan pengadilan internasional pun dibuat “tak berdaya” dalam menghadapi kelakuan zionis Israel laknatullah selama berpuluh-puluh tahun menduduki Palestina, Bumi Syam. Genosida masih berlangsung, digaungkan penawaran solusi dua negara yang artinya menyetujui tanah Palestina dirampok oleh Israel dan Palestina tidak akan merdeka sepenuhnya. Oleh karenanya dukungan atas solusi itu pun merupakan pengkhianatan terhadap kaum Muslim terutama di Palestina.
Bahkan jika melihat dari sejarah munculnya solusi dua negara, siapa yang menginisisai, pihak mana yang akan diuntungkan maka itu bukanlah solusi yang Islami, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ali’Imran ayat 28 yang artinya, “Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai penolong setia atau pelindung dengan meninggalkan orang-orang beriman yang lain. Barangsiapa yang melakukannya, maka dia telah lepas dari Allah. Kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya.Dan hanya kepada Allah kembali (mu).”
Allah telah sediakan jawaban atas semua persoalan hidup, pun terkait genosida di Palestina.
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَٰتَلُونَ بِأَنَّهُمْ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ ظُلِمُوا۟ ۚ
Artinya: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (QS. Al Hajj: 39).
كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah; 216)
Demikianlah Allah tunjukkan solusi yang hakiki atas persoalan Palestina. Dan indah serta sempurnanya Islam, berperang pun ada aturannya bukan membabi buta, bukan untuk menjajah melainkan untuk kemerdekaan yang hakiki.
وَقَٰتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ
Artinya: Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al Baqarah; 190).
Inilah tindakan nyata dan solusi tuntas pembelaan Palestina yaitu jihad fisabilillah. Akan tetapi, mewujudkannya umat butuh satu komando untuk menyatukan dan menggerakan seluruh Muslim sedunia dalam satu naungan Khilafah.
Namun sebelumnya perlu dihapuskan terlebih dahulu sekat-sekat nasionalisme buah pemikiran barat yang tanpa kita sadari telah menghalangi bersatunya umat dan mencukupkan negeri-negeri Islam hanya sibuk mengurusi urusan dan kepentingan masing-masing negerinya saja.
Untuk itu umat perlu dipahamkan atas thariqah solusi ini melalui keberadaan kelompok dakwah ideologis yang mendakwahkan Islam secara menyeluruh (kaffah). Sebagaimana thariqah perjuangan Rasulullah SAW dalam mendakwahkan Islam hingga terwujud Daulah Islam yang pertama di Madinah, membebaskan umat manusia dari kekufuran dan menyatukan negeri-negeri dalam satu naungan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Sudah saatnya umat tersadar dari tidur panjangnya dan tidak lagi menggantungan harapan kepada selain Allah. Dalam konteks genosida di Palestina kita pilih solusi hakiki yang menghantarkan rida Allah, bukan solusi yang datangnya dari para penentang Islam. Semakin kita menggantungkan segala sesuatunya hanya kepada Allah semata dan merasa tidak berdaya dihadapan-Nya maka di situlah Allah menurunkan pertolongan-Nya, insya Allah.[]
Posting Komentar