Zionisme Penghancur Masa Depan Anak-anak Palestina
Oleh : Fatimah Abdul (Aktivis Muslimah)
Penjajahan Zionisme atas Palestina sudah belangsung sangat lama. Sejak 2 November 1917 melalui perjanjian Balfour, Inggris mengeluarkan pernyataan resminya yang mendukung pendirian negara yahudi di tanah Palestina di tengah berkecamuknya Perang Dunia I. Sejak saat itulah Palestina secara resmi dijajah. Mendapatkan perlakuan buruk, di intimidasi, diusir dari rumah-rumah mereka sendiri bahkan dibunuh dengan sangat keji.
Kondisi di Palestina semakin memburuk setelah peristiwa 7 Oktober. Perang pun pecah antara Hamas yang membela kepentingan rakyat melawan penjajah Zionis Yahudi. Berdasarkan keterangan dari Anadolu Ajansi aa.com hingga saat ini tercatat total korban yang meninggal dunia sejak serangan oktober mencapai 46.600 orang dan korban luka-luka mencapai 109.700 orang. Palestina telah luluh lantak, Rumah Sakit dan pusat layanan kesehatan banyak yang tutup akibat serangan misil. Aktivitas ekonomi maupun pendidikan tidak berjalan dengan lancar hingga akhirnya sekolah-sekolah pun ditutup karena para murid banyak yang syahid.
Perang telah membuat masa depan anak-anak palestina hancur. Mereka harus kehilangan impian mereka untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negaranya. Bahkan lebih menyakitkan lagi mereka harus kehilangan nyawa akibat kekejaman dunia. Faktanya, keberadaan HAM ataupun UNICEF pun tidak ada gunanya. Dimana HAM disaat jiwa-jiwa warga Palestina melayang akibat dentuman bom Zionis? Dimana UNICEF tatkala anak-anak di Gaza kehilangan kesempatan belajar mereka? Kehilangan tempat tinggal dan merasa kedinginan hidup di tenda-tenda pengungsian?
Apa yang mampu UNICEF lakukan disaat anak-anak menjadi korban perang, kehilangan anggota badan, harapan bahkan kehilangan nyawa? Mirisnya lagi para pemimpin dunia terutama para penguasa negeri-negeri muslim hanya diam, hanya pencitraan dan hanya memberikan solusi yang bukan jalan keluar hakiki buat Palestina. Kini masa depan anak-anak Palestina diambang kehancuran, dunia bungkam terhadap masa depan peradaban Palestina dan Islam. Bahkan Islam dijadikan musuh bagi Dunia.
Umat Islam harus segera sadar bahwa pertolongan untuk Palestina tidak akan datang kecuali kaum muslimin sendiri yang bangkit dan menolong saudara mereka sendiri. Bukankah umat Islam itu bagaikan satu tubuh? Di saat ada anggota tubuh yang sakit, maka yang lainnya ikut merasakan penderitaannya? Tidak akan ada harapan pertolongan dari dunia luar karena mereka telah terkungkung dalam peraturan hidup yang rusak dan merusak yaitu sistem Kapitalisme Sekuler Liberal. Sistem kehidupan yang tidak memberikan ruang kepada umat Islam ataupun aturan Islam untuk bergerak.
Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Palestina adalah dengan mengalahkan pasukan penjajah Zionis Israel. Untuk mengalahkan pasukan maka Zionis maka dibutuhkan pasukan juga dalam hal ini pasukan umat Islam. Akan tetapi pasukan umat Islam tidak akan pernah ada sebelum terbentuk negara daulah yang akan memberikan komando. Oleh karena itu, umat wajib berjuang menyeru penguasa negeri muslim agar mengirimkan tentara untuk berjihad membebaskan Palestina. Bebasnya Palestina jelas membutuhkan kehadiran Khilafah yang akan senantiasa menjaga umat Islam dari musuh-musuh Allah SWT.
Dengan adanya Khilafah keamanan dan masa depan anak-anak akan terjaga tidak hanya di Palestina akan tetapi di seluruh dunia selama mereka berada di dalam negeri daulah. Khilafah juga akan menjamin pendidikan yang berkualitas secara cuma-cuma untuk setiap individu. Dengan berbagai kemudahan tersebut diharapkan akan mampu mencetak generasi penerus yang memiliki kepribadian Islam sehingga mereka dapat meneruskan peradaban islam yang pernah jaya dan cemerlang yang senantiasa terjaga kemuliaannya.
Posting Komentar