-->

GENCATAN SENJATA HANYA TIPU DAYA, JIHAD DAN KHILAFAH ADALAH SOLUSI HAKIKI (AKSI BELA PALESTINA 261)

Oleh : A. Salsabila Sauma

Sudah 10 hari berlalu sejak gencatan senjata diberlakukan pada 19 Januari 2024. Tindakan dianggap sebagai solusi awal untuk menghentikan genosida zionis Israel di tanah Palestina. Genosida yang telah menewaskan 47.000 warga Gaza, dimana kebanyakan di antaranya anak-anak dan perempuan.

Gencantan senjata memang membawa euphoria dan harapan baru bagi orang-orang. Bukan hanya di Gaza, tapi juga di seluruh dunia. Namun cukupkah kita merasa puas dengan gencatan senjata ini? 

BUKAN PERTAMA KALI

Gencatan senjata antara zionis Israel dan pasukan mujahidin tidak terjadi untuk pertama kalinya. Sebelumnya gencatan senjata kerap kali dilakukan dan terjadi karena zionis sudah kewalahan dalam menghadapi perlawanan para mujahidin. Mereka seperti meminta jeda perang sebentar untuk mengisi amunisi dan dukungan lagi untuk nantinya menyerang kembali tanah Palestina. 

Seperti yang kita tahu, Israel banyak mendapat dukungan dana dari Amerika Serikat. Negara pembela zionis itu tak berhenti mengitim bantuan kepada Israel meski sudah diprotes dan dikecam berkali-kali oleh masyarakat dan negara di seluruh dunia. Meski sudah tau, tidak akan ada yang kembali pada mereka selain kekalahan dan kerugian yang besar menimpa mereka.

Desakan perlawanan yang dilakukan para mujahid Palestina, ditambah habisnya dana AS karena bencana alam di Los Angeles menjadikan zionis tidak memiliki pilihan selain menerima syarat gencatan senjata yang diajukan Hamas. Walau berat hati, para petnggi Israel harus mengakui bahwa selama perang ini hanya kekalahan yang akan mereka alami dan memang begitu adanya. 

Namun lagi-lagi, benarkah gencatan senjata adalah solusi? Sebab tindakan ini telah berulang kali lakukan namun tidak banyak memberi kebaikan kepada umat Islam

KEPURA-PURAAN ZIONIS DAN SEKUTU

Berpura-pura selalu jadi karakter zionis dan sekutunya. Mengikuti persetujuan gencatan senjata, presiden AS yang baru, Donald Trump, menyuarakan pendapatnya untuk mengusingkan para warga Gaza lebih banyak lagi dengan alasan Gaza sudah hancur dan tidak layak ditempati.

Dalam sebuah diskusi, Trump mengatakan pada bahwa ia ingin melihat Yordania, Mesir dan negara-negara Arab lainnya meningkatkan jumlah pengungsi Palestina yang mereka terima dari Jalur Gaza. Hal ini berpotensi memindahkan cukup banyak penduduk untuk “membersihkan” wilayah yang dilanda perang tersebut (REPUBLIKA). Kebijakan yang bila tidak dipikirkan secara mendalam mungkin akan terlihat baik dan berprikemanusiaan. Namun kita pasti tahu, AS sebagai pendukung tetap Israel tidak mungkin memiliki niat baik terhadap warga Palestina. Wacana yang disuarakannya ini adalah bagian dari agenda mereka untuk mengosongkan Jalur Gaza agar mereka bisa leluasa mengontrol apapun di dalamnya.

Trump dan obsesinya untuk menguasai Timur Tengah tidak mungkin berbaik hati memberikan solusi kemanusiaan kepada umat muslim. Oleh karena itu sekali lagi pertanyaan ini akan muncul:
Benarkah gencatan senajata adalah solusi hakiki?

KHILAFAH SOLUSI ABSOLUT

Umat muslim harus menyadari bahwa kemenangan tidak akan terjadi bila umat masih terpecah belah. Kesatuanlah yang akan mengantarkan kita pada kemenangan Islam. Sekat-sekat kebangsaan dan negara harus dihapuskan dahulu dari kepala tiap umat muslim. Semuanya mesti satu pada ukhuwah Islamiyah. Umat islam tidak lagi boleh dipecah-belah oleh narasi sekuler barat dan kita memiliki potensi besar itu.

Semuanya, umat muslim, wajib disatukan dalam ukhuwah Islamiyah dalam naungan sistem pemerintahan Islam global, yakni Khilafah Islamiyah. Inilah satu-satunya institusi yang sah menurut syariah sebagai wadah persatuan umat. Ini pula yang menjadi adidaya pelindung umat dari berbagai tikaman negara-negara kafir penjajah Barat maupun Timur. Hanya dengan itulah kemenangan Islam akan kembali dan Masjidil Aqsa akan kembali merdeka.

Wallahu ‘alam bi showab