-->

Islam Kafah : Menghapus Dilema Lulusan SMA Antara Kuliah atau Bekerja


Oleh : Fauziyah Ainun
Aktivis Dakwah

Dilansir dari radarbekasi.id sebagian besar lulusan SMA di tujuh Kecamatan Kabupaten Bekasi, memilih untuk langsung bekerja daripada melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Berdasarkan data dari Pengawas Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah III Jawa Barat Rojali, minat lulusan SMA untuk melanjutkan kuliah masih rendah, khususnya di wilayah Muara gembong, Cabangbungin, Sukawangi, Tambelang, Bojongmangu, Tarumajaya, dan Sukakarya. Rojali mengungkapkan faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat melanjutkan kuliah adalah masalah ekonomi. Banyak lulusan yang memilih bekerja untuk membantu perekonomian keluarga mereka.

Sementara Kepala SMAN 1 Sukakarya Acep Hadi, juga mengakui rendahnya minat siswa untuk melanjutkan kuliah. Dari 367 calon lulusan, hanya 22 siswa yang berminat melanjutkan kuliah, padahal kuota untuk siswa yang eligible ada sebanyak 148 siswa. Acep menjelaskan, bahwa pihak sekolah telah melakukan sosialisasi mengenai pentingnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik kepada siswa maupun orang tua, melalui rapat-rapat yang diadakan. Acep menambahkan bahwa upaya sekolah untuk menarik minat siswa agar melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi terus dilakukan. Pihak sekolah berharap adanya peningkatan minat dan dukungan orang tua terhadap pendidikan tinggi.

Faktor utama rendahnya minat melanjutkan pendidikan tinggi adalah masalah ekonomi. Banyak siswa memilih untuk langsung bekerja guna membantu perekonomian keluarga. Hal ini mencerminkan realitas sosial bahwa pendidikan masih dianggap sebagai beban biaya yang tinggi, tidak menjamin masa depan, dan kebutuhan ekonomi lebih mendesak dibandingkan investasi jangka panjang dalam bidang pendidikan. Fenomena ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara harapan sistem pendidikan dan realitas sosial ekonomi masyarakat. Pendidikan seharusnya menjadi sarana peningkatan kecerdasan, keterampilan, dan karakter individu. Namun dalam sistem saat ini, pendidikan cenderung hanya berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan ijazah dan pekerjaan, bukan untuk membangun manusia yang berilmu dan berdaya guna bagi masyarakat.
Beberapa faktor penyebab masalah ini antara lain :
 
Pertama, beban ekonomi atau kebutuhan hidup yang mendesak memaksa lulusan SMA untuk bekerja guna membantu keluarga, sementara biaya pendidikan tinggi semakin mahal. 

Kedua, sistem pendidikan yang tidak holistik, yang mana kurikulum saat ini tidak berorientasi pada pembentukan generasi yang memiliki karakter kuat dan keterampilan yang memadai.

Ketiga, struktur ekonomi Kapitalis yang menjadikan pendidikan sering kali dianggap sebagai investasi individu, bukan sebagai tanggung jawab negara. Akibatnya, hanya mereka yang mampu secara finansial yang dapat mengakses pendidikan tinggi. 

Keempat, minimnya peran negara dalam pendidikan dan ekonomi lewat kebijakan yang menjamin pendidikan gratis berkualitas serta distribusi ekonomi yang adil, sehingga menyebabkan ketimpangan akses terhadap pendidikan.

Kelima, paradigma masyarakat yang materialistis menjadikan kesuksesan sebagai tolak ukur dari aspek finansial semata, bukan dari kualitas intelektual dan moral seseorang.

Dengan kondisi demikian, sistem pendidikan yang ada cenderung hanya mencetak tenaga kerja siap pakai bagi industri, tanpa membekali mereka dengan visi kehidupan yang lebih luas. Akhirnya, generasi muda terjebak dalam siklus kerja untuk bertahan hidup tanpa arah yang jelas dalam membangun peradaban yang lebih baik.

Islam memiliki sistem pendidikan yang bertujuan untuk membangun generasi yang memiliki kepribadian Islam, memiliki pengetahuan yang bermanfaat, serta keterampilan yang mendukung kehidupan mereka secara mandiri dan bermartabat. Dalam Islam, pendidikan bukan hanya sebagai alat untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi sebagai sarana untuk memahami kehidupan, memajukan peradaban, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Beberapa solusi dari perspektif Islam kafah yaitu :

Pertama, pendidikan gratis dan berbasis Aqidah Islam. Dalam sistem Islam, negara wajib menyediakan pendidikan gratis bagi seluruh rakyatnya, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, serta kurikulumnya di susun berdasarkan Aqidah Islam yang akan memberikan ilmu bermanfaat dan membentuk karakter yang kuat pada siswa.

Kedua, peran negara dalam memenuhi kebutuhan ekonomi rakyat dan memastikan kesejahteraannya. Dengan mengelola sumber daya alam dan ekonomi secara adil dan jujur, sehingga masyarakat tidak merasa terbebani oleh masalah ekonomi yang memaksa mereka untuk mengorbankan pendidikan, serta distribusi kekayaan yang adil dan jujur ini akan mengurangi kesenjangan sosial dan memberi kesempatan bagi semua lapisan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan. 

Ketiga, pendidikan berbasis keterampilan dan kepribadian Islam. Kurikulum Islam tidak hanya berfokus pada ilmu akademik tetapi juga pada penguasaan keterampilan yang relevan dengan kehidupan, sehingga setiap individu didik memiliki kepribadian Islam yang kuat, mampu berpikir kritis, dan siap berkontribusi bagi masyarakat.

Keempat, perubahan paradigma masyarakat tentang pendidikan. Islam sendiri memandang pendidikan sebagai sarana ibadah dan jalan menuju kemuliaan, bukan sekadar untuk mencari materi bahkan ijazah. Masyarakat pun didorong untuk memahami pentingnya ilmu dan keterampilan dalam menjalani kehidupan, bukan hanya berorientasi pada pekerjaan dengan penghasilan tinggi. 

Kelima, sistem ekonomi Islam yang menjamin kesejahteraan rakyatnya. Islam telah menerapkan sistem ekonomi berbasis kepemilikan yang adil, sehingga tidak ada ketimpangan dalam distribusi kekayaan. Negara pun bertanggung jawab untuk menyediakan lapangan pekerjaan dan menjamin kesejahteraan rakyatnya, sehingga tidak ada alasan bagi keluarga untuk memaksakan anak-anak mereka berhenti sekolah hanya demi bekerja. 

Ketika pemimpin optimal dalam menerapkan sistem Islam secara menyeluruh, maka rakyat tidak akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kerja untuk bertahan hidup akan berubah menjadi lebih mulia dan membawa keberkahan. Alasan lulus sekolah untuk bekerja karena desakan ekonomi akan sangat minim. Yang mana masalah blunder selama ini yakni menjadikan sekolah untuk mendapatkan pekerjaan dan materi.

Penerapan Islam secara kafah akan menghilangkan hambatan ekonomi dalam pendidikan, mengubah paradigma masyarakat tentang kesuksesan, dan menciptakan sistem pendidikan yang membentuk generasi cerdas, memiliki kepribadian Islam, serta memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Dengan demikian, solusi Islam bukan hanya menyelesaikan masalah ini secara persial, tetapi memberikan jalan keluar yang komprehensif dan berkelanjutan demi kemaslahatan umat.
Wallahua’alam Bisshowaab