-->

Keistimewaan Remaja Dalam Islam


Oleh : Mauli Azzurra

Kalau sudah masuk bulan februari, rasanya bikin semangat mencari jodoh ya, bagaimana tidak? sudah banyak tuh yang nyiapin bingkisan manis alamodus anak remaja. Sampai-sampai sudah prepare jauh-jauh hari loh gaes.
Ternyata usut punya usut mereka hendak mencari jodoh yang katanya hari special untuk kaum remaja. Terus masih mau pada terjebak dalam euforia kemaksiatan yang dikemas sebagai ajang cari pasangan?.

"Valentine Day" menarik sih dipasaran para remaja kekinian, mereka tanpa batas mempertontonkan ajang kemaksiatan di publik, bahkan gak malu diliput media. Lantas apakah remaja yang ngakunya muslim/muslimah mau menambah pundi-pundi dosa tanpa mau terikat aturan agama Allah?. Atau para remaja muslim/muslimah justru malah ingin menjadi bagian dari kaum jahiliyah barat yang gemar bermaksiat?.

Budaya barat memang sudah satu paket didalam ideologi kapitalis sekuler, yang memang enggan terikat dengan aturan Allah SWT. Makanya mereka bebas berbuat sesuka hati. Tak ada satu budaya-pun yang dihasilkan dari idelogi tersebut yang baik apalagi bermanfaat, kesemuanya adalah berupa kenikmatan dunia yang sifatnya sesaat dan sesat. Tak heran dampak dari kapitalisme sekuler berupa kerusakan, dan moralitas bangsa ini sedang dalam keadaan tidak baik.

Sudah berapa juta remaja korban keganasan ideologi tersebut? bahkan setiap valentine day, lebih dari ratusan bahkan ribuan remaja pesta sex dengan dalih mencari jodoh, looking for a mate or want immorality?.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ  . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ  وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ

“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319)

Jelas karakter yang melekat dan disematkan kepada orang- orang kafir adalah mengajak dan mempengaruhi orang-orang Islam untuk kafir atau setidaknya mengikuti langkah-langkah mereka. Artinya termasuk tipu daya yang dibuat orang- orang kafir adalah menyesatkan umat Islam dan menjauh dari syariat Islam.

Imam Nawawi –rahimahullah– ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, “Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dziroo’ (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal-hal kekafiran mereka yang diikuti. Perkataan beliau ini adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat ini.”  (Syarh Muslim, 16: 219)

Oleh karenanya, menjauh dan menghindari atau meniru ( tasyabbuh ) gaya orang kafir adalah dengan mempertebal keimanan, keilmuan terhadap diri. Sehingga para remaja khususnya mengetahui bahwa potensi yang ada pada dirinya tidak tergerus hancur dan hanyut dalam euforia laknatullah tersebut. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إِلا ظِلُّهُ : الإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ …

“Tujuh (golongan) yang Allah naungi di hari yang tidak ada naungan melainkan naungan dari-Nya, (yaitu) pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Tuhannya … ” (HR. Bukhari dan Muslim).

Remaja adalah masa yang istimewa, Allah menyebutnya " wa zidnahum huda " keistimewaan itulah yang harusnya dijaga , sehingga remaja akan menjadi estafet generasi selanjutnya. 

Wallahu a'lam Bishowab