-->

LINDUNGI ZIONIS ISRAEL, AMERIKA ANCAM DEPORTASI MAHASISWA PRO PALESTINA


Oleh : Irawati Tri Kurnia
(Ibu Peduli Umat)

Amerika mengeluarkan aturan baru yang kontroversial. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Rabu 29 Januari 2025 mengeluarkan perintah eksekutif baru yang bertujuan mendeportasi semua mahasiswa internasional di kampus yang menyatakan sentimen Pro Palestina atau berpartisipasi dalam demonstrasi Pro Palestina (www.cnbcindonesia.com, Kamis 30 Januari 2025) (1)

Perintah tersebut dikeluarkan hanya sepekan setelah Trump memberlakukan larangan perjalanan baru yang arahnya bertujuan mendeportasi individu yang menganut ideologi kebencian. Perintah eksekutif terhadap mahasiswa itu menunjukkan bahwa pemerintahan Trump memfokuskan perhatiannya pada pemberantasan gerakan Pro Palestina di kampus-kampus universitas di Amerika Serikat. 

Gerakan Pro Palestina telah berkembang pesat sebagai respon terhadap penjajahan Zionis di Gaza yang telah menewaskan hampir 50.000 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023. Perintah eksekutif yang juga diberi label sebagai tindakan untuk memerangi antisemitisme, mengharuskan lembaga Federal memberikan panduan kepada Universitas tata cara menyaring warga negara asing yang dilarang masuk negara Amerika; yaitu mereka warga negara asing yang mendukung atau mendukung aktivitas teroris, tidak di izinkan masuk. Perintah eksekutif tersebut meminta Universitas mengawasi mahasiswa internasional dan melaporkannya, sehingga pemerintah dapat mengusir mereka. 

Pernyataan ini sungguh menunjukkan hipokritnya (munafiknya) negara Amerika sebagai pemegang ideologi kapitalisme. Mereka mengklaim sebagai pihak yang menjunjung tinggi kebebasan perdamaian dan hak asasi manusia, dengan mengklaim dirinya sebagai polisi dunia. Jika mereka adil serta konsisten terhadap nilai-nilai yang mereka junjung; seharus nya mereka melindungi orang-orang yang memiliki perbedaan pendapat, khususnya yang membahas Zionis dan Palestina. Seharusnya pula mereka memberikan sanksi kepada pihak yang telah melakukan kejahatan internasional seperti genosida. Tapi nyatanya semua nilai-nilai itu memiliki standar ganda, terutama kepada kaum muslimin.

Faktanya secara terang-terangan Amerika memberikan dukungan kepada Zionis sebagai pelaku genosida yang membunuhi rakyat Palestina. Mulai dari dukungan senjata dan dana, hingga kebijakan politik. Pernyataan Trump memerangi antisemitis menjadi buktinya. 

Antisemitisme dijadikan alat untuk membungkam perbedaan pendapat atas nama perdamaian keadilan dan HAM. Padahal sikap ini jika dikembalikan menurut prinsip nilai-nilai mereka sendiri, jelas ini sebuah pelanggaran; yang katanya menjunjung tinggi kebebasan perdamaian dan hak asasi manusia, dengan mengklaim dirinya sebagai polisi dunia. Karena itu pernyataan Trump memerangi antisemitisme adalah wujud hipokrisi Amerika.

Amerika hanya menjadikan nilai-nilai itu sebagai alat pelindung kepentingan mereka. Mereka tidak segan melanggarnya jika berbenturan dengan agenda besarnya sendiri. Mereka berstandar ganda. Umat harus menyadari bahwa Zionis ini dilahirkan oleh Inggris melalui perjanjian Balfor yang dibidani oleh PBB. PBB adalah pihak yang mendeklarasikan berdirinya negara Yahudi pada 1948, sehingga memicu terjadinya peristiwa Nakba pertama (genosida awal rakyat Palestina oleh Zionis Israel). 

Amerika merawat Zionis Israel layaknya anak sendiri. Sengaja Zionis Israel dipelihara agar konflik di Timur Tengah terus bergejolak, sebab konflik di Timur Tengah adalah jaminan eksistensi intervensi Amerika Serikat menjajah dan menjarah kekayaan di negeri-negeri muslim. Untuk itu umat Islam di seluruh dunia seharusnya sadar, tidak lagi mengharapkan perdamaian Palestina Zionis melalui diplomasi. 

Diplomasi adalah alat barat melemahkan semangat jihad kaum muslimin. Hal itulah yang ditegaskan oleh seorang mujtahid pejuang kehidupan Islam Syekh Taqyuddin An-Nabhany dalam kitabnya Daulah Islam bab Asarul Ghazwi Tafsiriah atau Pengaruh Perang Misionaris terhadap Umat Islam. Seharusnya juga tidak mencukupkan pada aktivitas sosial masyarakat dengan mengirim bantuan logistik. 

Kondisi Palestina dijajah secara fisik oleh Zionis Israel. Maka solusi syar’inya (Solusi Islamnya) adalah dengan fisik pula, yaitu jihad fisabilillah. Umat Islam seharusnya juga tidak berhenti hanya dengan melakukan boikot, sekalipun dampak dari boikot bisa menurunkan saham beberapa perusahaan afiliasi Zionis. Namun umat Islam harus mengingat, bahwa kekuatan ekonomi global hari ini dikendalian oleh sistem ekonomi kapitalisme. Untuk itu kaum muslimin harus membuat arus sendiri dalam menyelesaikan masalah Palestina. 

Sebuah partai politik Islam ideologis telah membimbing umat untuk menyadari solusi hakiki Palestina hanyalah dengan jihad dan Khilafah. Aktivitas jihad adalah perintah Allah dalam menyelesaikan masalah Palestina. Sebagaimana dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 190, Allah berfirman :
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

Jihad hukumnya fardu kifayah. Para mujahidin Palestina telah memenuhi seruan itu. Namun penjajah Zionis masih eksis di Palestina. Artinya fardu kifayah ini belum tuntas terlaksana. Jika fardu kifayah belum tuntas, maka menjadi kewajiban kaum muslimin lainnya untuk membantu menuntaskannya. Namun pelaksanaan Syariah ini tidak bisa dilakukan kecuali berada dalam sebuah komando pemimpin. Di sinilah peran Khilafah.

Khilafah sebagai junnah atau perisai kaum muslimin, akan mengirimkan para jaisnya atau tentara untuk membantu saudara di Palestina mengusir Zionis. Pasukan Jais akan terus dikerahkan hingga kemenangan ada di pihak kaum muslimin, yakni terusirnya Zionis dari bumi Syam. Sayang saat ini Khilafah tidak ada, karena diruntuhkan oleh musuh-musuh Allah Pada 1924 masehi. Negeri-negeri kaum muslimin sekarang bukan junnah, karena keberadaan mereka lahir dari ide barat, yakni Nation state. 

Penting bagi umat Islam untuk terus menyuarakan solusi syar’i ini, hingga terbentuk opini umum secara global bahwa solusi hakiki Palestina hanya dengan jihad dan Khilafah. Besar dan masifnya opini umum ini akan menyadarkan umat Islam lainnya, bahwa mereka butuh sosok pemimpin atau Khilafah yang akan membebaskan Palestina. Tuntutan ini akan membuat para Ahlul quwah atau pemilik kekuatan tergerak hatinya untuk memberikan kekuasaannya kepada pihak yang siap menjadi Khalifah. Seperti inilah yang dulu dicontohkan oleh Rasulullah, tatkala beliau berjuang menegakkan Negara Islam di Madinah, untuk menghapus sistem batil jahiliyah. Semoga Allah memberi kekuatan kepada kaum muslimin untuk terus-menerus berjuang untuk menegakkan Islam kafah dalam naungan Khilafah. Aamiin.

Wallahualam Bisawab

Catatan Kaki :
(1) https://www.cnbcindonesia.com/news/20250130130058-4-606678/trump-perintahkan-deportasi-mahasiswa-asing-yang-demo-pro-palestina