-->

Sambut Ramadhan, Songsong Kemenangan Hakiki


Oleh: Hamnah B. Lin

Bahagia dan berdebar menyambut datangnya Ramadhan, bulan mulia bulan perjuangan, bukan hanya perjuangan fisik, namun perjuangan do'a dan perjuangan dakwah untuk tegaknya Islam kaaffah. Adalah Islam kaaffah yang mengajak kita meraih kemenangan hakiki dengan tegaknya syariat Islam guna meraih takwa sebagai tujuan berpuasa.

Ternyata, menjadi orang bertakwa tidak cukup hanya dengan puasa Ramadan. sebagaimana yang terdapat dalam QS Al-Baqarah: 183 terkait kewajiban puasa Ramadan.⁸
Pertama, ayat yang memerintahkan manusia untuk menyembah (beribadah kepada) Allah Taala. Para ulama memaknai ibadah tidak hanya yang bersifat ritual (mahdhah), seperti salat, puasa, haji, dll.. Akan tetapi, mencakup semua jenis ketaatan kepada Allah Swt. dalam seluruh aspek kehidupan (ghayr mahdhah), seperti dalam bidang ekonomi, politik, pemerintahan, hukum, pendidikan, sosial, dll..

Hakikat ubudiah sendiri, menurut Imam Ja’far ash-Shadiq, mencakup tiga hal.
1. Seorang hamba menyadari bahwa semua yang ada pada dirinya bukan miliknya, tetapi milik Allah Swt. yang kebetulan Dia titipkan kepada dirinya.
2. Seorang hamba wajib tunduk dan patuh tanpa membantah pada semua perintah Allah Swt. tanpa kecuali.
3. Seorang hamba tidak boleh membuat hukum/aturan apa pun di luar hukum/aturan yang telah Allah Swt. tetapkan. Mereka hanya berkewajiban menerapkan seluruh hukum/aturan (syariat)-Nya.
Terkait semua itu, Allah Swt. berfirman, “Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 21).

Kedua, ayat yang memerintahkan kaum muslim untuk menegakkan semua sanksi hukum (hudud, jinayat, ta’zir, dan mukhalafat), khususnya hukum kisas. Allah Swt. berfirman, “Dalam penegakan hukum kisas itu ada kehidupan bagi kalian agar kalian bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 179).

Ketiga, ayat yang memerintahkan kaum muslim untuk menunaikan saum Ramadan. Allah Swt. berfirman, “Hai kaum beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas kaum sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 183).

Keempat, ayat yang memerintahkan kaum muslim untuk hanya mengikuti “jalan lurus”, yakni Islam dan seluruh syariatnya, serta haram mengikuti jalan-jalan lain yang bisa mengakibatkan mereka menyimpang dari ideologi dan sistem Islam.

Allah Swt. berfirman, “Inilah jalanku yang lurus. Oleh karena itu, ikutilah oleh kalian jalan itu dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain sehingga bisa mengakibatkan kalian tercerai-berai (menyimpang) dari jalan tersebut. Itulah wasiat Allah kepada kalian agar kalian bertakwa.” (QS Al-An’am [6]: 153).

Sebagaimana hari ini, negara sedang tidak menerapkan aturan Islam, maka hukum - hukum yang kita gunakan bukanlah berasal dari Islam. Sanksi - sanksi juga bukan digali dari Islam. Bukankah hal ini menyulitkan kita untuk bisa memenuhi seruan ayat - ayat Allah diatas. Bagaimana meraih kemenangan hakiki jika takwa kaaffah belum bisa terealisasi.

Maka kemenangan hakiki adalah dengan meraih takwa dalam naungan khilafah Islam yang akan mendukung tercapainya takwa itu sendiri. Karena khilafah adalah institusi penerap aturan atau hukum - hukum Allah SWT. Marilah bersama bergandengan tangan memperjuangkan tegaknya khilafah minhaj nubuwwah.
Allahu A'lam.