Bagaimana Nasib Gen Z Saat Harga Rumah Melambung, Gaji Stagnan
Oleh : Khusnul
Menurut Dayu, Gen Z menghadapi tantangan cukup besar dalam memiliki rumah karena harga properti tinggi, sementara penghasilan mereka rendah. Selain itu, pengajuan KPR juga sulit karena kurangnya riwayat kredit dan pekerjaan yang tidak stabil. Kemudian, inflasi dan biaya hidup yang terus meningkat juga mengurangi daya beli mereka. Penyebab lainnya adalah banyaknya Gen Z yang harus menghidupi keluarga sekaligus membantu orang tua atau keluarga yang biasa disebut “Generasi Sandwich”.(antaranews.com, 14/02/25)
Kenaikan harga properti yang pesat ini berarti bahwa harga rumah menjadi semakin tidak terjangkau dari tahun ke tahun. Ketika harga rumah meningkat lebih cepat daripada pendapatan, Generasi Z harus menyisihkan sebagian yang lebih besar dari pendapatan mereka untuk menabung demi uang muka. Sayangnya, ini sering kali menjadi tugas yang hampir mustahil mengingat tingginya biaya hidup dan kebutuhan lainnya. Selain itu, hutang yang tinggi juga menjadi kendala besar bagi Generasi Z. Banyak dari mereka yang lulus dari perguruan tinggi dengan beban hutang pendidikan yang signifikan. Hutang ini mengurangi daya beli mereka dan kemampuan mereka untuk menabung. Dengan hutang pendidikan yang perlu dilunasi, alokasi pendapatan untuk tabungan pembelian rumah menjadi lebih kecil. Hal ini juga mempengaruhi kredit mereka, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mendapatkan hipotek dengan syarat yang menguntungkan. (kumparan.com, 10/02/2025)
Kondisi yang terjadi saat ini memang sangat luar biasa. Dalam Sistem kapitalisme saat ini benar-benar membuat Gen Z menemui tantangan untuk memiliki rumah mandiri. Mulai dari biaya hidup yang hari ini tidaklah murah, mencari pekerjaan pun sulit. Belum lagi beban menanggung yang tidak hanya dirinya sendiri, kadang masih harus menghidupi orang tua, dan saudaranya. Selain itu jika sudah mendapatkan pekerjaanpun belum tentu gajinya mencukupi bahkan ada yang di bawah UMR, sekalipun bergaji UMR namun juga masih sangat jauh untuk bisa menjangkau memiliki rumah dengan harga tanah dan properti yang tiap tahunnya niscaya naik tak mau turun. Bisa dikatakan hampir mustahil, Gen Z bisa memiliki rumah melalui program pemerintah sejuta rumah, yang notabene adalah program subsidi. Hal ini benar-benar menjadi tantangan yang luar biasa untuk Gen Z saat ini.
Namun, kalau mau berfikir panjang sesungguhnya hal ini hanyalah solusi parsial yang tidak menyelesaikan masalah. Karena dengan adanya program sejuta rumah, menunjukkan bahwa negara berlepas tanggung jawab terkait masalah mensejahterakan rakyat yang ada dalam tanggung jawabnya. Padahal kalau kita mau melihat sejarah dalam peradaban islam dulu sangat jauh berbeda dengan kenyataan ynag terjadi saat ini. Dimana yang namanya sejarah, berarti suatu peristiwa yang pernah terjadi dulu, jadi kemungkinan hal itu bisa terulang lagi juga sangat besar, ketika sesuai dengan hal-hal yang memungkinkan itu bisa berulang lagi di penuhi secara sempurna.
Dalam islam, Khilafah bisa menjamin kesejahteraan hidup seluruh rakyatnya tanpa harus melihat dia muslim atau non muslim, ketika dia warga negara Daulah maka khalifah wajib memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan mereka tanpa terkecuali. Dimana khalifah akan memenuhi kebutuhan setiap individu baik sandang, pangan maupun perumahan. Karena dari setiap pemasukan Daulah ada hak rakyat untuk diadakannya fasilitas umum dan itu bisa diakses tanpa harus keluar biaya sedikitpun. Dan misalkan rakyat dikenakan biaya tentu itu sangat terjangkau, karena biaya itu hanya digunkaan untuk perawatan sarana tersebut supaya terus bisa dimanfaatkan oleh seluruh rakyat Daulah Khilafah.
Apalagi masalah perumahan yang menjadi beban tersendiri bagi Gen Z saat ini, tentu hal ini akan menjadi perhatian khusus bagi Khalifah. Karena rumah termasuk kebutuhan pokok masyarakat ynag harus disediakan oleh negara. Dimana khalifah sebagai raa'in, yang akan menjamin setiap masyarakat mendapatkan perumahan yang layak dan berkualitas, baik secara langsung atau tidak langsung.
Khalifah akan mengupayakan penyediaan rumah layak huni yang sangat dibutuhkan rakyatnya dengan biaya yang sangat terjangkau. Dan bagi masyarakat yang tidak mampu maka khalifah akan memberikan rumah kepada mereka dengan cuma-cuma. Bisa juga dengan mengkondisikan perekonomian sedemikian rupa yang stabil dan sehat serta tidak memihak kepada pemilik modal, tapi lebih mengkondisikan agar rakyat bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dengan biaya yang terjangkau oleh kemampuan mereka.
Inilah fungsi pemerintah yang sesungguhnya, dimana rakyat mendapatkan hak-hak mereka dan menjadikan mereka hidup sejahtera. Sehingga tidak ada kekhawatiran bagi Gen Z terkait rumah atau pemenuhan kebutuhan yang lain. Kesejahteraan rakyat pun bukan mimpi, apalagi mereka ingin keluar dari tanah kelahirannya sangat tidak akan terjadi. Dan hal ini insyaallah akan terjadi ketika islam diterapkan dalam sebuah sistem pemerintahan yang menerapkan hukum syara' dalam kehidupan sehari-hari.
Posting Komentar