-->

Gaza Menyambut Ramadan Masih dalam Penjajahan


Oleh : Vivi Yude

Kondisi Gaza saat ini masih dalam penjajahan zionis Israel. Mereka menyambut bulan suci Ramadan masih dalam tekanan zionis. Pelanggaran perjanjian gencatan senjata yang dilakukan Israel memupuskan harapan warga Gaza. Mereka harus menyambut Ramadan masih dengan ketakutan dan ancaman dari Israel.

Pelanggaran zionis terhadap perjanjian gencatan masih menimbulkan korban-korban baru. Sandera yang dijanjikan untuk dibebaskan pun ditunda oleh Israel. Hamas sudah memenuhi janji membebaskan tahanan di tanggal yang tepat. 600 tahanan yang dijanjikan Israel akan dibebaskan mengalami penundaan.

Hal ini menandakan Israel tidak pernah menepati janji mereka. Genosida terus dilakukan oleh zionis. Presiden AS, Donald Trump, juga mengusulkan untuk mengungsikan permanen warga Palestina ke negara-negara Arab. Alih-alih mengatakan ingin membangun Gaza kembali.

Warga Palestina tidak ada yang ingin beranjak dari tempat mereka. Warga Palestina tetap bertahan di atas puing-puing reruntuhan akibat serangan zionis Israel. Mereka menyambut bulan yang mulia dengan kegembiraan walaupun di tengah gempuran Israel. Harapan mereka pupus untuk merasakan Ramadan yang penuh kemenangan.

Tindakan Negara-Negara Arab Ingin Membangun Gaza

Pernyataan Donald Trump terkait pemindahan warga Gaza tidak mendapat respons positif dari negara-negara Arab. Negara-negara Arab justru berdiskusi agar pembangunan Gaza tetap dilakukan dan warga Palestina juga berada di tempat tersebut. Diskusi ini dilakukan oleh Negara Mesir, Yordania, dan Arab Saudi. (Sumber: BBC)

Kairo sudah membuat proposal untuk membersihkan puing-puing dan pembangunan di Gaza. Mereka juga merencanakan warga Palestina tetap berada di tempat pada masa pembersihan puing dan pembangunan tersebut.

Mesir sedang berkonsultasi dengan sejumlah negara Arab, termasuk Yordania dan Arab Saudi, mengenai rincian rencana tersebut sebagai persiapan pertemuan regional di Riyadh pada Kamis (21/02), yang diperkirakan akan melibatkan Otoritas Palestina.

Pertemuan ini akan disusul dengan konferensi tingkat tinggi (KTT) darurat di Kairo, Mesir, yang semula dijadwalkan pada 27 Februari, namun akhirnya ditunda karena alasan logistik dan hingga kini belum jelas kapan pertemuan itu akan digelar. (sumber; BBC Indonesia)

Khilafah dan Jihad Solusi Penjajahan di Palestina

Islam tidak pernah menganjurkan gencatan senjata dalam melawan penjajahan. Gencatan senjata itu sifatnya hanya sementara, tidak bisa menjadi solusi dalam penjajahan yang dihadapi Palestina. Hal ini hanya membuat Yahudi tidak melakukan serangan ke warga Palestina. Namun, harapannya adalah Palestina bisa merdeka secara utuh bukan hanya tidak adanya serangan dari Yahudi.

Islam sudah mempunyai solusi terbaik dalam menghadapi penjajahan. Penjajahan harus diselesaikan dengan jihad dan ditegakkannya khilafah. Penjajahan juga tidak bisa diselesaikan dengan perdamaiam, tetapi harus dengan memerangi penjajahan tersebut sesuai dengan perintah Allah dalam Q.S. Al-Baqoroh ayat 90 
"itulah jihad fiisabilillah hukumnya fardhu kifayah. Namun, akan berubah hukumna menjadi fardhu 'ain ketika kaum kafir menyerang negeri kaum muslimin"

Maka, satu-satunya solusi dalam penjajahan di Palestina adalah dengan jihad. Tegakknya khilafah-lah yang akan memperbolehkan adanya jihad fii sabilillah. Kaum muslimin perlu bersatu dan berjuang dalam menegakkan khilafah. Palestina dijajah saat khilafah islamiyyah runtuh maka saat khilafah islamiyyah bangkit kemenangan kaum muslimin sudah dekat. Islam tidak akan pernah punah karena Islam adalah satu-satunya yang akan membawa rahmat pada dunia.

Wallahu'alam bissawab