-->

GUNUNG BOTAK MEMAKAN KORBAN, BAGAIMANA PENYELESAIANNYA?


Oleh : Eki Efrilia

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Andaikan anak Adam memiliki dua lembah yang penuh dengan harta, niscaya ia akan menginginkan lembah yang ketiga. Tidak ada yang dapat mengisi perutnya kecuali debu kubur, namun Allah memberi tobat kepada orang-orang yang bertaubat.”
(HR Bukhari) 

Keserakahan adalah salah satu tabiat buruk sebagian penduduk bumi, mereka akan mengeksploitasi kekayaan alam secara besar-besaran, saat mereka mendapat kesempatan untuk melakukannya. 

Hal inilah yang terjadi di negeri kita saat ini. Sebagian besar alamnya rusak, akibat ulah "tangan" manusia-manusia yang tidak bertanggungjawab, bahkan merenggut korban jiwa. 

Ini juga yang menimpa 7 korban meninggal akibat longsornya Gunung Botak di desa Persiapan Wansait, kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Maluku. Akibat penambangan emas ilegal di sana terjadilah tanah longsor setelah terjadi hujan deras terus-menerus. Longsoran tanah yang rapuh akibat penggalian besar-besaran di gunung tersebut menimbun para korban yang akhirnya tidak bisa diselamatkan nyawanya (cnnindonesia.com, 9/3/2025).

Kawasan pertambangan Gunung Botak seluas 250 hektar ini telah berdiri secara ilegal sejak 2011. Bahkan dari data yang disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Buru Ilias Hamid tercatat ada 13.000 orang penambang, jumlah yang sangat banyak untuk sebuah tambang ilegal! Menurut Ilias, gunung Botak bagai gula yang selalu mengundang kehadiran semut, karena pengolahan emas dari kawasan ini perhari bisa mencapai Rp 5 miliar (kompas.id, 5/7/2023).
Perputaran uang yang sangat besar dan menggiurkan bagi kaum serakah alias para cukong dan para pejuang nafkah yang notabene mereka sangat sulit mendapatkan pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang mampu mencukupi kebutuhan pokok keluarganya. Mereka lupa, bahwa tindakan mereka itu akan  mampu mencelakakan orang banyak, termasuk diri mereka sendiri. 

KAPITALISME MEMBAWA MANUSIA KE UJUNG TANDUK

Pertambangan emas ilegal di gunung Batok itu bukan berarti tidak diupayakan untuk ditutup. Menurut Ilias dari tahun 2011 sampai 2023 sudah ada 30 kali penutupan tambang, tapi akhirnya beroperasi lagi. 
Bahkan sekelas Presidenpun sudah pernah berkunjung ke sekitar gunung Botak pada 2015. Sangat disayangkan, yang dilakukan kepala negara saat itu seperti sia-sia saja, penambangan di gunung Botak tetap berjalan. 

Hal ini sangat jelas menunjukkan, kepemimpinan di bawah Kapitalisme akan bertekuk lutut kepada "Kapital" atau "Modal". Seorang pemimpin negara sekalipun, dalam sistem rusak ini, cenderung "mengalah" apabila ada perputaran uang yang gila-gilaan. Naudzubillahi min dzalik. 

Setelah jatuh korban, barulah "tersadar" dan mulai mencari akar masalahnya, meski sangat diragukan apakah mereka berhasil menemukannya. Yang saat ini sedang didesak untuk mundur (oleh Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ambon) dari jabatannya adalah Kapolres Buru karena ia dianggap yang paling bertanggungjawab atas adanya tambang ilegal ini (Siwalimanews.com, 11/3/2025). 
Semoga tuntutan ini juga berlaku bagi lembaga-lembaga terkait di atasnya, karena tindakan seorang bawahan, sudah pasti harus di bawah pengawasan atasannya, apalagi tambang ilegal ini sudah berjalan 14 tahun! 

ISLAM SOLUSI TUNTAS 

Dalam Islam, aktifitas pertambangan yang menguasai hajat hidup orang banyak haruslah dikelola oleh negara. Hal itu berarti, tambang tidak boleh diserahkan dan bahkan dijual kepada pihak swasta atau bahkan investor asing.

Seperti sabda Rasulullah Saw. sebagai berikut:
"Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api."
(HR Abu Dawud dan Ahmad)

Tambang termasuk di dalam hadis di atas, yaitu sebuah wilayah yang menyangkut harkat hidup orang banyak atau khalayak umum. Jadi, tambang itu kepemilikannya adalah kepemilikan umum, negara hadir sebagai pengelola atasnya yang bekerja mengelola tambang, di mana seluruh hasilnya adalah untuk rakyat.

Tambang tidak diserahkan kepada orang perorang atau swasta; seperti tarikh dari Abyad bin Hammal, ia mendatangi Rasulullah Saw. dan meminta beliau agar memberikan tambang garam kepadanya. Rasulullahpun memberikan tambang itu kepadanya. Ketika Abyad bin Hamal ra. telah pergi, ada seorang lelaki yang ada di majelis itu berkata, “Tahukah Anda, apa yang telah Anda berikan kepadanya? Sesungguhnya, Anda telah memberikan kepadanya sesuatu yang seperti air mengalir (al-maa’ al-‘idd).” Ibnu al-Mutawakkil berkatalah, “Lalu Rasulullah Saw. mencabut kembali pemberian tambang garam itu darinya (Abyad bin Hammal).” 
(HR Abu Dawud dan At-Timidzi)

Dari sini sudah pasti dengan mudah kita bisa menarik benang merah, bahwa sistem Islam patut diterapkan karena sangat melindungi jiwa dan harta manusia. Saat Islam diterapkan sebagai "way of life", manusia akan terayomi dan hidup tenang karena negara dalam Islam (Khilafah Islamiyah) akan selalu melindunginya. 

Sehingga sudah saatnya kaum muslimin untuk memperjuangkan kembali tegaknya khilafah Islam, agar Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Wallahu'alam bishshowwab