Indonesia Gelap, Kepada Siapa Generasi Berharap?
Oleh : Zahra K.R (Aliansi Penulis Rindu Islam)
Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan dengan munculnya tagar #IndonesiaGelap yang memenuhi jagat media maya hingga tembus jutaan unggahan di media sosial X. Munculnya tagar ini tentunya bukan tanp sebab. Karena, tagar ini muncul berawal dari kebijakan pemerintah yang seringkali menuai banyak penolakan dari masyarakat yang tidak kunjung diselesaikan dengan baik. Terlebih lagi, kebijakan tersebut justru merugikan nasib rakyat kedepannya. Sehingga, membuat rakyat merasa jengah dan terdzolimi. Hingga mereka pun mulai melakukan penentangan dengan melakukan aksi demo.
Melihat kondisi yang semakin memanas ini, para mahasiswa yang merupakan generasi muda yang berperan sebagai agen perubahan pun merasa terpanggil untuk melakukan suatu perubahan. Sehingga mereka pun mulai ikut turun tangan ke jalan untuk menyampaikan keresahannya dan keresahan yang dirasakan oleh masyarakat.
Dua pekan yang lalu, tepatnya pada hari Senin (17/02/2025), telah dikabarkan bahwa aliansi dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) telah mengadakan aksi demo yang bertempat di wilayah Jakarta Pusat, tepatnya di kawasan Patung Kuda. Aksi demo tersebut mengangkat tagar "Indonesia Gelap" Dan "Darurat Pendidikan". Sementara, personel yang dikerahkan dalam aksi tersebut sebanyak 1.623 personel, yang merupakan personel gabungan dari berbagai instansi. Pengerahan personel gabungan tersebut bertujuan untuk mengawal para mahasiswa yang turut bergabung dalam aksi tersebut. (Beritasatu.com 17/02/2025)
Lalu, tiga hari setelahnya, pada hari Kamis (20/02/2025), telah digelar kembali aksi lanjutan di tempat yang sama dan dengan tema yang sama. Ribuan mahasiswa dari sejumlah universitas turut dalam aksi tersebut. Beberapa dari mereka pun langsung melakukan orasi secara bergiliran untuk menyampaikan pendapat dan kritiknya terhadap kebijakan pemerintah, salah satunya terkait dengan efisiensi anggaran. (Cnnindonesia.com 20/02/2025)
Sebelumnya, aksi yang sama juga dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan, pada hari Rabu, tanggal 19 Februari 2025. Tak jauh berbeda dengan aksi mahasiswa di Jakarta, aksi mahasiswa di Makassar pun juga digelar untuk mengajukan sejumlah tuntutan mereka terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat dan bahkan hingga mengancam masa depan generasi muda. Hingga, para akademisi menilai bahwa apabila kebijakan pemerintah tidak ada perubahan dalam waktu dekat, maka krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah semakin besar. (Bbc.com 21/02/2025)
Melihat berbagai tuntutan dan keresahan yang dirasakan oleh masyarakat dan generasi muda, khususnya mahasiswa, seharusnya telah menjadi bukti bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh penguasa dari dulu hingga saat ini, seringkali memberi dampak negatif bagi rakyat. Dan mirisnya, ketika rakyat merasa terdzolimi lalu berusaha menyuarakan keresahannya, justru mendapat timbal balik yang tidak sesuai dengan keinginannya. Terlebih lagi, tuntutan yang mereka tawarkan sejatinya tidak mampu menyelesaikan masalah mereka hingga ke akarnya. Dan mirisnya, sebagian dari mereka masih tetap berpegangteguh pada sistem demokrasi kerakyatan sebagai tempat kembalinya. Padahal, justru sistem demokrasi yang menyebabkan segala permasalahan terjadi. Karena, sistem ini adalah akar permasalahannya. Dimana hal itu justru dikhawatirkan menjadi ancaman bagi nasib rakyat di masa mendatang.
Satu persatu persoalan terus bermunculan dalam sistem demokrasi kapitalisme hingga menjadi permasalahan yang kompleks. Mulai dari aspek ekonomi, seperti kasus PHK massal, sulitnya mencari lapangan pekerjaan, lowongan kerja terbatas usia, rendahnya gaji maupun upah. Lalu, dalam aspek sosial, seperti tingginya angka kenakalan remaja dan kriminalitas, rendahnya rasa kepedulian dengan menjunjung tinggi sikap apatis dan pragmatis. Aspek pendidikan, seperti minimnya pelajaran agama, rendahnya kualitas kurikulum, hingga mahalnya biaya pendidikan. Aspek kesehatan, seperti buruknya pelayanan, mahalnya biaya kesehatan, dan rendahnya kualitas pengobatan. Hingga ke dalam aspek politik dan kenegaraan, seperti kebijakan yang seringkali merugikan rakyat, ketidakadilan penguasa dalam memberlakukan hukum, suara rakyat seringkali dikesampingkan demi mendahului pihak-pihak elit oligarki, hingga abainya penguasa terhadap masa depan rakyat dan generasi.
Hal ini tentunya menyadarkan masyarakat, termasuk generasi muda bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari penerapan sistem demokrasi kapitalisme yang sudah jelas telah membuat banyak kerusakan ini. Karena, sistem ini adalah sistem buatan manusia, dimana sifat manusia itu lemah, terbatas, dan bergantung pada yang lain. Sementara, sesuatu apapun yang dibuat oleh sesuatu yang lemah, maka sifatnya pun juga akan lemah. Maka, hakikatnya sejak awal sistem ini didirikan, sudah tidak shahih. Dan sesuatu yang tidak shahih, itu bersifat merusak. Sebab itu, sistem ini selamanya tidak akan mampu memberikan aturan terbaik bagi kehidupan.
Namun, kerusakan sistem ini akan disadari oleh orang-orang yang paham akan politik. Sehingga bagi mahasiswa yang merupakan generasi muda, sudah seharusnya tidak buta akan politik. Mereka butuh meningkatkan lagi pemikiran kritisnya dengan mempelajari solusi apa yang tepat dan benar untuk menyelesaikan segala macam persoalan yang meresahkan tersebut. Dimana nantinya mereka akan menemui bahwa satu-satunya solusi yang benar hanyalah solusi yang berasal dari Allah SWT, Sang Pencipta Manusia, yaitu solusi dari Islam. Dan hanya solusi dari Islamlah yang bisa diharapkan untuk masa depan umat, termasuk masa depan generasi muda.
Islam dengan sepaket aturannya yang lengkap dan peripurna telah terbukti mampu memberikan aturan terbaik tanpa menimbulkan masalah baru selama 13 abad. Tentunya hal itu bukanlah pembuktian yang remeh. Karena, satu-satunya sistem yang terbukti berhasil memberikan kesejahteraan hingga belasan abad lamanya hanyalah sistem Islam.
Dengan begitu, seharusnya para generasi muda khususnya mereka yang mahasiswa mampu mengenali keagungan sistem Islam ini. Sehingga, mereka pun tergerak untuk menjadi agen perubahan dengan jalan yang benar yaitu jalan Islam. Dimana nantinya mereka akan menyadari tugasnya sebagai seorang Muslim untuk mengemban risalah Islam. Dengan kesadaran akan perannya tersebut, mereka akan mengoreksi penguasa dengan spirit dakwah amar makruf nahi mungkar. Dan mereka akan menawarkan solusi Islam sebagai tempat kembalinya. Karena, mereka menyadari bahwa hanya dengan penerapan sistem Islam, segala persoalan yang muncul akan mudah mendapat penyelesaiannya. Bahkan, sistem Islam pun mampu memberikan masa depan yang baik, cemerlang dan gemilang bagi umat. Bukan masa depan yang suram bahkan gelap, sebagaimana yang terjadi dalam sistem demokrasi kapitalisme.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya generasi muda meninggalkan sistem yang sudah terbukti rusak dan beralih ke sistem yang shahih yakni sistem Islam. Dan seharusnya generasi muda segera bergabung dengan kelompok dakwah ideologis, agar mereka mampu mengawal perubahan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Karena, Islam bukan hanya sekedar agama, melainkan juga ideologi. Sehingga, penyebaran risalah Islam harus berasaskan aqidah Islam, dimana aqidah Islam itu terdiri dari aqidah ruhiyyah dan aqidah siyasiyyah.
Wallahu a'lam bish-shawwab.
Posting Komentar