Menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dalam Islam
Oleh : Ummu Salma
Harga kebutuhan pokok kian meroket, sementara rakyat semakin kelabakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Rakyat semakin mempertanyakan upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
Melansir dari IQPlus, (28/2) - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan kementerian terkait untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok makanan dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat Indonesia menjelang Ramadhan 1446 H/2025 M.
Hal itu disampaikan Presiden Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, usai kembali dari agenda Retret Kepala Daerah di Magelang, Jawa Tengah, Jumat. (CGSinternasional)
Harga kebutuhan pokok terus merangkak naik apalagi ketika bertemu dengan moment-moment tertentu seperti ramadhan misalnya. Apa penyebabnya?
Katakanlah penyebab dari melonjaknya harga kebutuhan pokok karena permintaan yang semakin meningkat ,gangguan pendistribusian, spekulasi pedagang, produksi yang terbatas atau alasan pendukung lainnya.
Tetapi apakah faktor penyebab naiknya harga bahan pokok ini tidak mampu diatasi? Inilah akibat dari penerapan sistem kapitalisme liberalisme. Kenaikan harga bahan pokok seolah dianggap biasa, pemerintah terkesan tak tegas dalam memberikan solusi.
Harga boleh dipermainkan oleh pengusaha dan pemerintah tak berkutik, korporasi begitu mendominasi namun pemerintah tak bisa berbuat apa-apa. Kontrol negara dan peran negara lemah dalam sistem kapitalisme liberalisme sehingga rakyat akan selalu menjadi korban.
Itu artinya sistem kapitalisme liberalisme adalah sistem yang rusak dan hanya menyengsarakan rakyat.
Berbeda jika negara menerapkan sistem Islam. Sistem Islam akan memberikan solusi tuntas dari seluruh problematika di dalam kehidupan.
Dalam sistem Islam, pengelolaan harga kebutuhan pokok dilakukan dengan prinsip keadilan, keseimbangan pasar, dan intervensi negara jika diperlukan. Berikut beberapa cara Islam mengatur harga dan stabilitas ekonomi menjelang Ramadhan atau saat terjadi lonjakan harga:
1. Mekanisme Pasar yang Adil
Islam menganut sistem ekonomi berbasis pasar bebas yang diawasi oleh negara. Harga ditentukan oleh mekanisme supply and demand tanpa intervensi yang merugikan pihak tertentu. Dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya harga itu di tangan Allah. Dia-lah yang menyempitkan dan melapangkan serta memberi rezeki." (HR. Abu Dawud)
Namun, kebebasan ini tidak boleh dimanfaatkan untuk melakukan monopoli atau kecurangan.
2. Larangan Monopoli dan Penimbunan (Ihtikar)
Dalam Islam, menimbun barang kebutuhan pokok untuk menaikkan harga secara tidak wajar dilarang keras. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tidaklah seseorang menimbun kecuali ia adalah orang yang berdosa." (HR. Muslim)
Jika ada pedagang atau kelompok yang sengaja menahan stok agar harga naik, pemerintah berhak turun tangan untuk mengendalikan harga dan mendistribusikan barang agar masyarakat tidak kesulitan.
3. Peran Negara dalam Pengawasan dan Intervensi
Negara dalam sistem Islam bertanggung jawab memastikan kebutuhan pokok rakyat terpenuhi dengan harga yang wajar. Jika terjadi lonjakan harga yang merugikan masyarakat, negara bisa:
Mengimpor barang untuk menambah stok.
Menyediakan subsidi bagi rakyat yang tidak mampu.
Menghukum pelaku ihtikar atau kecurangan ekonomi lainnya.
4. Zakat dan Sedekah untuk Menjaga Keseimbangan Sosial
Islam juga mengajarkan distribusi kekayaan yang merata melalui zakat, sedekah, dan infak. Jika harga kebutuhan pokok naik dan menyulitkan masyarakat miskin, zakat bisa menjadi solusi untuk membantu mereka mendapatkan kebutuhan dasar.
5. Produksi dan Distribusi yang Berkeadilan
Islam mendorong setiap individu untuk bekerja dan berusaha, serta melarang eksploitasi ekonomi yang merugikan orang banyak. Negara juga wajib memastikan distribusi kebutuhan pokok berjalan lancar tanpa hambatan, sehingga tidak ada kelangkaan yang memicu kenaikan harga.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, sistem Islam mampu menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, terutama saat momen seperti Ramadhan, di mana permintaan meningkat.Karena itu marilah kita bersegera kembali kepada sistem Islam, meninggalkan sistem kufur, agar hidup penuh dengan keberkahan.
Wallahu a'lam bishawaab
Posting Komentar