Pelecehan Seksual Di Ranah Pendidikan Terus Terjadi, Bukti Bobroknya Sistem Pendidikan Sekuler
Oleh : Sumeilina, S.Pd
(Aktivis Muslimah Lubuklinggau)
Kuasa hukum SMK Kalideres, Dennis Wibowo, menyebut ada 40 siswi yang mengaku mengalami dugaan pelecehan oleh oknum guru berinisial O di sekolah tersebut. Dennis mengatakan ara siswi itu mengaku dilecehkan dengan cara memegang pundak, salaman yang lama, dan mengelus pinggul. Dennis pun menambahkan siswi disana merasa tindakan tersebut sudah tidak pantas apalagi dilakukan oleh oknum guru. Guru berinisial O yang diduga melakukan pelecehan pun telah mengakui perbuatannya. Sebelumnya, Dennis menyebut, pihak sekolah telah memberhentikan oknum guru O yang diduga melakukan pelecehan terhadap salah satu siswanya. Dennis menjelaskan, pihak sekolah sudah menyiapkan surat pemecatan oknum guru O sebelum para siswa demo kasus tersebut. (Kompas, 7/3/25).
Sekolah merupakan tempat seseorang dalam mencari ilmu, ada sekolah formal, juga non formal. Tentu saja murid-murid yang berada dalam ruang lingkup sekolah bisa dijamin atas kenyamanan dan keamanannya, ditambah di dalamnya terdapat guru-guru yang seharusnya profesional dalam mentransfer ilmunya. Namun sekolah juga bisa menjadi tempat yang sangat berbahaya bagi murid maupun guru. Nah apa jadinya jika sekolah yang diharapkan bisa memberikan kenyamanan dan keamanan, namun jauh dari ekspektasi murid bahkan orang tua apalagi masyarakat, sekolah yang harus nya berfungsi sesuai dengan visi dan misi masing-masing, namun pada kenyataannya menjadi tempat yang sangat berbahaya bagi murid-murid atau bahkan menjadi sarang predator seksual. Jika ditelisik lagi bukan hanya 1 atau 2 kasus pelecehan seksual yang terjadi disekolah, tapi sudah puluhan kasus di seluruh indonesia yang terungkap oleh media, belum lagi yang tidak terungkap atau tidak tersorot media. Bahkan ponpes-ponpes yang dirasa aman untuk menitipkan anak dalam menimba ilmu, sudah tak lagi memberikan keamanan, terkadang disanalah predator seksual leluasa dalam melakukan aksinya. Apalagi sekedar sekolah-sekolah yang berlabel keislaman modern. Maka tak jarang banyak dari orang tua tak lagi percaya untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah formal maupun non formal, karena takut akan ancaman predator seksual. Bukankan guru itu seharusnya digugu? Iya benar ungkapan itu tidak lah salah tapi profesionalitas dan pengaruh zaman serta sistem lah yang salah, menyebabkan manusia bahkan sekelas guru, bisa menjadi seseorang yang sangat menakutkan bagi murid-muridnya.
Sistem sekuler kapitalis, yang sudah salah sejak awal sudah merusak generasi-generasi masa kini, banyak dari mereka mengaku sebagai guru Gen Z, namun nyatanya adalah predator seksual. Sungguh mengerikan ketika negeri diatur dengan sistem seperti ini. Bahkan untuk hidup tenang di negeri sendiri pun tidak bisa, padahal bukankah seharusnya negara itu melindungi rakyatnya, memberikan, keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan hidup. Tapi jika sudah salah dari akar maka semua akan terkena imbasnya, yang dirugikan hanyalah masyarakat. Sistem yang salah seperti ini, sudah seharusnya musnah, sistem ini hanyalah melahirkan manusia-manusia apatis, jauh dari agamanya, serta melahirkan banyak sekali predator seksual, yang hidup dalam lingkungan sekolah. Maka sekolah bukan lagi tempat aman, apalagi nyaman.
Sangatlah jauh berbeda, ketika aturan islam diterapkan di seluruh lini kehidupan masyarakat. Sekolah-sekolah akan menjadi tempat yang menyenangkan serta dirindukan untuk murid-muridnya. Bukan hanya gurunya yang benar-benar profesional, tapi kebijakan dan aturan yang diterapkan sesuai dengan standar hukum syara', dan negara wajib memberikan fasilitas yang nyaman dan aman, terutama sekolah-sekolah, serta fasilitas umum. Pembelajaran yang utama wajib diberikan adalah penguatan aqidah, baik guru maupun murid, sehingga hubungan guru dan murid pun tidak melewati batas. Negara juga wajib memberikan pendidikan gratis yang berkualitas, bukan sekedar menyediakan guru profesional namun benar-benar gratis, aman, dan nyaman. Karena pemimpin nya adalah pelayan bagi rakyatnya sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahualaihi wassallam yang bersabda:
الإِمَامُ رَاعٍ وَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Imam (Khalifah) itu laksana penggembala dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap (urusan) rakyatnya.” (HR Al-Bukhari).
Wallahualam bishawwab.
Posting Komentar