Ramadhan, Momentum Membangkitkan Tarap Berpikir Umat
Oleh : Nusroh
Bagi umat Islam, Ramadhan seharusnya menjadi momentum untuk membangkitkan taraf berpikir umat, khususnya taraf berpikir terkait aktivitas politik.
“Ramadhan bagi umat Islam adalah momentum untuk membangkitkan taraf berpikir umat, khususnya taraf berpikir terkait aktivitas politik,” ungkap Aktivis Dakwah Kota Depok, Ustadzah Widiani Suryaningsih, S.P, M.Si., dalam kajian bulanan yang diselenggarakan Majelis Qur’an Ummahat (Ahad, 9/3/2025) di Depok.
Ia pun menegaskan bahwa politik di dalam Islam adalah perkara yang ada dan wajib untuk turut serta dalam aktivitas politik.
“Aktivitas politik adalah segala aktivitas yang terkait dengan pengaturan urusan masyarakat (ri’âyahsyu’ûn al-ummah), baik yang terkait dengan kekuasaan (as-sulthân) sebagai subyek (al-hâkim) yang melakukan pengaturan urusan masyarakat secara langsung, maupun yang terkait dengan umat sebagai obyek (al-mahkûm) yang melakukan pengawasan (muhâsabah) terhadap aktivitas kekuasaan dalam mengatur urusan masyarakat,” terangnya di hadapan sekitar 70 peserta.
Namun, sangat disayangkan menurutnya, Ramadhan saat ini tak bisa membangkitkan umat, seperti di Ramadhan dahulu (Masa Rasulullah). Mengapa Ramadhan tak membangkitkan ummat saat ini sebagaimana Ramadhan terdahulu?” tanyanya.
Pasalnya, lanjutnya, agama Islam yang dipelajari pada saat ini tidak sampai ke intinya sehingga kehilangan maknanya. Sebagaimana bunyi hadits Rasulullah, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga,” (HR an-Nasaai).
“Seharusnya, Ramadhan itu harus bisa meningkatkan ketakwaan yaitu dengan meninggalkan kemaksiatan, meninggalkan hukum buatan manusia, meninggalkan kapitalisme, materialisme, liberalisme, dan isme-isme lain secara total dan bersegera menerapkan syariat Islam secara kaffah,” pungkasnya []Nusroh
Posting Komentar