-->

Darurat Tawuran Remaja, Sampai Kapan?


Oleh : Ummu Maryam

Tawuran antar warga di Belawan, Medan, kembali mengingatkan kita betapa nyawa manusia bisa terenggut sia-sia akibat kekerasan. Kejadian tragis yang menewaskan DP (16) menjadi alarm keras bahwa tawuran bukan sekadar masalah sosial, tapi ancaman serius bagi kehidupan. Berlarutnya kasus seperti ini hanya menambah panjang daftar korban. (Detik.com)

Fenomena ini bukan hal baru di Indonesia. Bertahun-tahun, remaja terjebak dalam lingkaran kekerasan yang merugikan semua pihak. Kita seharusnya bertanya: sampai kapan hal ini dibiarkan?

Negeri ini kaya akan penduduk usia muda yang seharusnya menjadi bonus demografi. Sayangnya, banyak remaja hidup dalam kondisi sulit: putus sekolah, hedonisme, kriminalitas, hingga kehilangan nyawa. Mereka tak hanya miskin secara materi, tapi juga mental dan moral. Mengapa moral remaja begitu rapuh hari ini?

Di balik semua ini, terdapat sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sebuah sistem memiliki pengaruh besar dalam membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat. Ketika nilai-nilai spiritual dijauhkan dari ruang publik, krisis moral menjadi konsekuensi yang tak terhindarkan.

Agama seharusnya menjadi dasar karakter, namun dalam sistem sekuler, nilai moral sering diabaikan. Pendidikan lebih fokus pada capaian akademik, bukan pembentukan akidah. Akibatnya, remaja kehilangan arah dan tidak tahu cara menyelesaikan konflik secara damai.

Apa yang bisa kita harapkan dari generasi penerus jika mereka tumbuh dalam ketidakadilan, krisis moral, dan ketidakmampuan menyelesaikan konflik secara bijak? Ketika sistem tak mendukung pembentukan pribadi yang utuh, masalah akan terus berulang.

Pemuda adalah agen perubahan. Dalam Islam, peran mereka vital bagi masa depan umat. Para nabi pun diutus dalam usia muda, menjadi teladan perjuangan hidup. Namun kini, banyak remaja justru terjerumus dalam kekerasan seperti tawuran, yang merenggut nyawa dan menghancurkan masa depan. Maka, orang tua, masyarakat, dan negara harus mengambil langkah nyata.

Langkah pertama adalah menanamkan akidah Islam sebagai fondasi hidup. Pemuda harus memahami bahwa hidup bukan sekadar pencapaian duniawi, tapi juga untuk meraih ridha Allah SWT. Dengan iman yang kuat, mereka memiliki arah hidup yang jelas dan tidak mudah terpengaruh lingkungan buruk.

Selanjutnya, penting untuk memahamkan para pemuda bahwa tujuan hidup yang tertinggi adalah mendapatkan ridha Allah. Dalam dunia yang semakin materialistik ini, remaja sering kali terjebak dalam pencarian kesenangan sesaat yang hanya memperburuk keadaan. Jika mereka memahami bahwa hidup ini untuk beribadah kepada Allah, maka tawuran dan kekerasan lainnya tidak akan menjadi pilihan mereka.

Kebiasaan islami juga harus dibentuk sejak dini. Orang tua dan masyarakat perlu menanamkan nilai kebaikan, menjauhkan dari kemaksiatan, dan membimbing remaja dalam pergaulan yang sehat. Kebiasaan baik akan melahirkan karakter kuat dan mencegah tindakan merusak.

Pemuda juga harus dibekali kepedulian terhadap umat. Dalam Islam, pemuda berperan bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk kemaslahatan masyarakat. Mereka perlu terlibat dalam kegiatan sosial, dakwah, dan perjuangan menegakkan nilai agama.
Rasulullah SAW bersabda: 
"Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari tiada naungan selain naungan-Nya, salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah." 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Tak kalah pentingnya, peran masyarakat dan negara dalam mengawasi dan memberikan arahan yang tepat melalui amar ma’ruf nahi mungkar. Negara harus hadir untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pembentukan karakter generasi muda, sementara masyarakat juga perlu mendukung peran aktif dalam menjaga akhlak dan moral pemuda. Dengan kolaborasi ini, tawuran dan kekerasan bisa diminimalisir.

Dulu, peradaban Islam berhasil mencetak generasi unggul lewat pendidikan berbasis Islam. Sistem ini membentuk karakter yang kuat, mendidik dengan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar, dan menegakkan keadilan dengan sanksi tegas. Pendidikan yang berlandaskan nilai Islam terbukti efektif membangun masyarakat yang bertanggung jawab.

Dengan penerapan Islam secara kaffah dalam kehidupan, remaja bisa diselamatkan dari krisis moral. Mengembalikan mereka pada ajaran agama dan membimbing dalam hidup islami adalah kunci untuk masa depan umat dan bangsa yang lebih baik.
Wallahu a'lam bish-shawab