Evakuasi Rakyat Gaza ke Indonesia, Solutifkah?
Oleh : Nining Ummu Hanif
Presiden Prabowo Subianto mengungkap kesiapan pemerintah Indonesia menampung warga Palestina yang terdampak perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Untuk tahap pertama, Prabowo berencana mengevakuasi 1.000 warga Gaza. Menurut Prabowo hal itu sebagai tanggung jawab moral dan politik dalam penyelesaian konflik di Gaza , selain itu Indonesia merupakan negara dengan muslim terbesar di dunia. Prabowo juga menekankan bahwa evakuasi warga Palestina ke Indonesia nanti bersifat sementara, dan ketika keadaan sudah stabil makapara pengungsi itu akan kembali ke Gaza. (https://www.beritasatu.com, 9/4/25)
Rencana Prabowo tersebut ternyata memicu kontroversi dari beberapa pengamat politik. Karena wacana Prabowo itu berpotensi blunder yang bisa memancing protes dari dalam dan luar negeri. Menurut Smith Alhadar, pengamat geopolitik Timur Tengah, rencana Prabowo ini mengancam pemerintahannya dan bisa menyulut demontrasi karena masyarakat sedang resah akibat berbagai masalah ekonomi dan politik di dalam negeri. Sementara dari luar negeri , rencana relokasi ini seolah memupus harapan Palestina untuk lepas dari Israel, bahkan tidak menjamin pengungsi Gaza bisa kembali ke tanah airnya. Apalagi Indonesia dan Israel tidak tak punya hubungan diplomatik, akan menyulitkan Indonesia membuat perjanjian hitam di atas putih.( https://www.bbc.com/11/4/25)
Sebelumnya Liga Arab melalui Presiden Yordania King Abdullah dan Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi menolak segala kompromisasi hak-hak Palestina yang tidak bisa dicabut, baik melalui permukiman, penggusuran maupun pengosongan atas nama dalih apapun. Oleh karena itu rencana evakuasi pengungsi Gaza ke Indonesia membuka proses relokasi dan “pengosongan” yang ditentang oleh Liga Arab.
Sementara itu rencana relokasi pengungsi Gaza bisa jadi karena adanya tekanan politik dari Amerika sehubungan dengan kebijakan baru tarif impor yang diluncurkan oleh Donald Trump, yang dikenal dengan Tarif Trump. Indonesia terdampak tarif hingga mencapai 32 persen. Tekanan Donald Trump mungkin terjadi karena wilayah Indonesia bagian selatan telah dikepung oleh kekuatan gabungan AUKUS (Australia, United Kingdom, United States). Jadi apabila apabila keinginan Trump untuk merelokasi pengungsi Gaza, maka berimbas pada kedaulatan Indonesia terutama bidang Ekonomi. (https://analisis.republika.co.id/ 12/4/25)
Tekanan politik Amerika terhadap pemerintah Indonesia merupakan buah dari ketergantungan pemerintah pada negara lain. Apalagi dalam sistem kapitalis , negara sebagai “pembebek” kebijakan dari negara “biang” kapitalis yaitu Amerika. Sekat- sekat nasionalisme telah membuat negara- negara Islam tak bergeming menolong Palestina. Padahal dari sisi agama dan kedekatan, negara-negara sekitar seperti Turki, Suriah, Yordania, Mesir yang seharusnya menolong saudara mereka. Tapi mereka seolah menjadi penghianat bagi rakyat Gaza karena menutup mata, telinga dan hati nurani mereka atas kekejaman zionis Israel.
Penderitaan rakyat Palestina khususnya dan diamnya para pemimpin negara- negara muslim serta kedzaliman dan kesengsaraan yang dialami kaum muslim di berbagai wilayah lain karena belum tegaknya khilafah. Umat muslim seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Umat Muslim karena sekat nasionalisme yang dibuat penjajah barat hanya berjuang untuk negara masing- masing tanpa peduli lagi bahwa mereka adalah saudara bagi unat muslim yang lain.
Pemimpin negara- negara muslim itu seharusnya bersatu untuk berjihad, daripada melakukan upaya- upaya perundingan yang selalu berujung pada pengingkaran. Seharusnya para pemimpin itu mengirimkan tentara mereka untuk mengusir penjajah zionis dari Palestina. Karena solusi hakiki penderitaan rakyat Palestina adalah Jihad dan Khilafah. Khilafah adalah pemerintahan Islam yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Khilafah adalah negara adidaya yang mempunyai tentara yang tangguh beraqidah Islam.Khilafah dengan pemimpinya yang disebut khalifah akan melindungi rakyatnya dari segala bentuk penindasan.
Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw, dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu:
”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh dll.)
Umat harus bersatu untuk menolak solusi 2 negara ataupun rencana relokasi rakyat Palestina dengan dalih apapun. Karena tanah Palestina adalah hak kaum muslim sampai kapanpun yang harus dipertahankan. Keadilan bagi Palestina bukan berbagi wilayah dengan penjajah ataupun mengungsi ke wilayah lain. Karena itu bisa jadi siasat Israel dan sekutunya Amerika untuk mengosongkan Palestina.
Oleh karena itu umat Islam membutuhkan wadah yang bisa menyatukan yaitu partai ideologis yang berjuang bersama- sama untuk mendorong para pemimpin negara muslim untuk berjihad dan menegakkan khilafah. Partai ideologis yang memastikan gerakan umat berada dalam jalur perjuangan yang benar. Dengan dakwah ideologis yang mampu merubah pemikiran dengan pemikiran Islam hingga mampu untuk membangkitkan umat Islam.
Keberadaan khilafah merupakan fondasi bagi tegaknya secara sempurna semua aturan Allah di muka bumi yang akan membawa umat Islam kepada kesejahteraan dan keberkahan.
Wallahu’alam bishowab
Posting Komentar