-->

HARI ANAK SEDUNIA, BUKAN UNTUK ANAK PALESTINA


Oleh : Evi Ummu Zaid 

Menteri pertahanan (MENTAN) Israel Katz mengumumkan akan memperluas operasi militer di Gaza dan mendesak Hamas untuk mengembalikan seluruh sandera sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri perang. Dengan mengatakan bahwa sebagian besar wilayah kantong itu akan direbut dan ditambahkan ke zona keamanan Israel. (erakini.id 02/04/2025).

Sejak perang di Gaza dimulai sekitar 1,9 juta orang termasuk anak-anak telah mengalami pengungsian paksa berulang kali di tengah pemboman, ketakutan dan kehilangan. Pernyataan ini dikeluarkan oleh UNRWA pada hari anak Palestina (erakini.id 05/04/2025).

Pada hari yang sama biro statistik Palestina seperti dilansir Al Magadeen, jalur Gaza kini menghadapi krisis yatim terbesar dalam sejarah modern. Bahwa 39,384 anak telah menjadi yatim sepanjang 534 hari pengeboman. Dari jumlah tersebut sekitar 17.000 anak kehilangan kedua orang tua dan kini menghadapi kehidupan tanpa dukungan atau perawatan. (liputan6.com 05/04/2025).

Miris, pada momen hari anak justru anak-anak Palestina kehilangan orang tua, keluarga bahkan nyawa mereka. Hal ini terjadi di tengah narasi barat yang berbusa-busa tentang HAM serta berbagai perangkat hukum soal perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi anak-anak Palestina. HAM dan berbagai perangkat hukumnya hanya lah isapan jempol karena hak-hak tersebut tidak mereka dapatkan. mereka tidak memiliki orang tua karena Zionis Yahudi telah menghabisi orang tua dan kerabatnya. Mereka juga tidak dapat mengenyam pendidikan agar meraih cita-cita besar karena penjajah telah membombardir sekolah-sekolah mereka hingga luluh lantak. Mereka juga tidak mampu mendapatkan perawatan medis yang memadai ketika terluka atau sakit karena rumah sakit mereka sudah hancur berkeping-keping di tangan penjahat kemanusiaan. Bahkan hak hidup nyaris hilang karena direnggut nyawanya bahkan meski berusia beberapa hari.

Apa salah dan dosa anak-anak Palestina hingga Zionis Yahudi berhak merampas kebahagiaan mereka bahkan untuk makan dan minum saja tidak mereka dapatkan? anak-anak itu tidak punya sesuatupun untuk dimakan lalu terpaksa memakan rumput dan tanah juga meminum air kotor. Mereka setiap hari melihat kematian orang-orang yang mereka sayangi. Mayat di mana-mana, darah yang mengalir laksana sungai darah bahkan lautan darah.

Siapapun yang menyaksikan penderitaan warga Gaza termasuk anak-anak di sana akan mendapati bahwa apa yang dilakukan oleh Zionis Yahudi sudah di luar batas kemanusiaan. Sudah puluhan tahun dan makin intens di dua tahun terakhir. Sungguh tidak bisa dimaafkan. Lalu apa kontribusi dunia internasional atas genosida di Palestina? 

Nyatanya mereka hanya mengecam stigma buruk pada entitas Yahudi. Seruan penangkapan pada PM Israel tanpa tindakan riil menghentikan serangan penjajah. Maka selama entitas penjajahan masih ada di bumi Palestina, anak-anak Palestina tidak akan pernah merasakan keamanan, kesejahteraan, kebahagiaan hidup. Mereka akan selalu terancam. Semua ini Seharusnya menyadarkan umat Islam di seluruh dunia bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari lembaga-lembaga Internasional dan semua aturan yang dilahirkannya. Lembaga Internasional sejatinya adalah alat Amerika Serikat dan sekutunya untuk menguasai dunia melalui jalur diplomasi. Maka dari itu harapan kemerdekaan sesungguhnya untuk Palestina hanya pada kepemimpinan politik Islam atau Khilafah. Khilafah berfungsi sebagai Ra'in (pengurus) terhadap umat Islam termasuk rakyat Palestina. Khilafah tidak akan pernah membiarkan kezoliman menimpa rakyat Palestina. Khilafah akan melawan Zionis Yahudi dengan Jihad fisabilillah. Khilafah terbukti selama belasan abad berhasil menjadi benteng pelindung yang aman bagi Umat Islam seluruhnya.
Wallahu a'lam bishowab.