MARAKNYA LOKER BODONG, BUKTI UMAT BUTUH ISLAM
Oleh : Eki Efrilia
Keterpurukan ekonomi pada sebagian besar masyarakat Indonesia makin menjadi. Said Iqbal, presiden KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia) menyatakan bahwa angka PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) periode Januari sampai awal Maret 2025 di negeri ini telah mencapai 60 ribu orang (tempo.co, 5/4/2025).
Angka yang sangat fantastis dan mengundang keprihatinan, bagaimana tidak? Sebagian besar dari orang-orang yang terkena PHK tersebut adalah tulang punggung keluarga. Itu berarti, ada 2 kali lipat bahkan lebih dari jumlah orang yang terkena PHK tersebut yang saat ini juga sedang terkatung-katung kondisi ekonominya.
Hal di atas itulah yang menjadi pemicu, bagaimana lapangan atau lowongan kerja saat ini menjadi 'primadona' bagi rakyat Indonesia, terutama yang saat ini sangat membutuhkan pekerjaan. Semua berupaya untuk mengejar impiannya yaitu bisa hidup layak di tengah lesunya perekonomian negeri ini.
Orang akan berbondong-bondong datang apabila ada peluang kerja yang ditawarkan oleh perusahaan atau biro pencari kerja.
Sayangnya, kebutuhan rakyat akan adanya peluang mendapatkan pendapatan layak tersebut ternyata dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Mereka tega menipu para pencari kerja, sampai si calon pekerja yang sangat membutuhkan pekerjaan ini malah harus kehilangan uangnya karena disetor ke perusahaan yang ternyata abal-abal ini.
Seperti yang terjadi pada seorang wanita, yang menumpahkan kekesalannya di media sosial Instagram channel jakarta.infoo, di mana ia tertipu oleh perusahaan di wilayah Bekasi Timur yang ternyata membuat lowongan kerja (loker) bodong. Aksi jahat si penipu tersebut membuat korban mengalami kerugian karena uangnya sejumlah Rp 600 ribu melayang ke kantong si penipu.
Setelah kasus yang menimpa wanita tersebut viral, akhirnya beberapa wartawan berupaya meliput perusahaan bodong tersebut. Sayangnya, saat mendekat ke gedung yang diduga adalah tempat yang dipakai untuk melakukan penipuan tersebut, wartawan dihalang-halangi oleh seseorang, sampai-sampai terjadi pemukulan terhadap wartawan. Merasa tidak terima, wartawan yang dipukul tersebut melaporkannya ke Polsek Rawalumbu. Sampai berita ini ditulis, pihak Polsek belum menemukan si pelaku (megapolitan.okezone.com 28/4/2025).
KAPITALISME ADALAH INDUK PERMASALAHAN
Tindak kejahatan penipuan lowongan kerja ini semakin marak terjadi bak cendawan di musim hujan. Bukannya menaruh iba kepada para pencari kerja yang harus kesana-kemari mencari peluang kerja, para penjahat malah memanfaatkan momen itu untuk mengeruk uang haram dari mereka. Sungguh sadis apa yang mereka lakukan, seperti yang disampaikan Plautus (pada karyanya "Asinaria) bahwa manusia adalah serigala bagi manusia lain (homo homini lupus), begitu pula para penjahat tersebut, mereka bak serigala yang tega membunuh buruannya yang penting ia kenyang atau kebutuhannya terpenuhi.
Inilah kehidupan Kapitalisme, dimana manusia hidup itu seperti 'sekedar' memenuhi tuntutan kebutuhan jasadiyah (badan) saja. Harta yang didapat tersebut berupa harta hasil keringat sendiri yang bercucuran atau harta hasil merampas hak orang lain, bukan masalah saat ini bagi sebagian orang.
"Rasa aman" saat ini adalah hal mahal. Negara yang berkewajiban untuk mengayomi warganya malah seakan tidak peduli. Negara seperti "ada, tapi tiada". 'Mata dan telinga'nya seolah tertutup, saat warganya banyak yang terpuruk akibat krisis finansial dan lain-lain. Sampai-sampai, saat ini untuk mendapatkan sesuap nasi bagi perutnya sendiripun seseorang kadang harus jadi peminta-minta atau mencari tempat yang memberi makan gratis (seperti yang saat ini terjadi, beberapa masjid memberikan makan siang gratis bagi jama'ah yang datang).
Berbanding terbalik dengan rakyatnya, kondisi harta para penguasanya malah seolah bagai air mengalir dengan begitu derasnya. Dan ternyata banyak dari mereka yang akhirnya 'ketahuan' korupsi dengan jumlah yang fantastis tanpa malu-malu lagi.
Bahkan, saking sudah 'muka tembok'nya, setelah keluar penjara (yang biasanya hukumannya sangat ringan, di bawah 12 tahun penjara) mereka tetap hidup bergelimang harta, seakan lupa bahwa tindakannya itu merugikan rakyatnya dan tentu saja hal itu jauh dari ajaran Penciptanya.
Sebagai perbandingan, di negeri Tirai Bambu yang beraliran komunis saja, para koruptor banyak yang dihukum mati karena perbuatannya tersebut dianggap 'taktermaafkan'. Seperti hukuman mati yang diberlakukan kepada Li Jianping, mantan kepala Partai Komunis China pada 17 Desember 2024 karena terbukti korupsi senilai 3 miliar yuan atau sekitar Rp 6,6 triliun (tempo.co, 23/12/2024). Hukuman mati untuk para koruptor di China ini sudah diberlakukan lama dan banyak para pejabat korup di sana yang bernasib sama seperti Li Jianping.
KETEGASAN ISLAM MENGATASI KEJAHATAN PERAMPASAN HAK ORANG LAIN
Islam jauh di atas lebih tegas lagi dibanding sistem-sistem lain di dunia dalam mengatasi terjadinya kejahatan perampasan hak orang lain seperti penipuan, pencurian, perampokan dan korupsi. Jumlah kejahatan tersebut telah terbukti dapat ditekan sekecil mungkin karena tegasnya Sistem Islam. Hal ini bisa dikaji pada sejarah keemasan Islam yang mampu tegak selama 13 abad di dunia.
Islam melarang manusia untuk menikmati sesuatu yang berasal dari perbuatan haram. Seperti firman Allah dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 188:
وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ࣖ
"Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui".
Dari Jabir bin Abdillah ra., Rasulullah Saw. bersabda:
"Wahai Ka’ab bin 'Ujrah, sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari makanan haram"
(HR Ibn Hibban).
Dalam hal pengambilan harta orang lain dengan mencuri maka dalam Al Qur'an surat Al Maidah ayat 38 Allah menegaskan:
وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْٓا اَيْدِيَهُمَا جَزَاۤءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
"Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana".
Juga apa yang disabdakan Rasulullah Saw. sebagai berikut:
"Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang yang mulia (memiliki kedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum). Namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya"
(HR Bukhari dan Muslim).
Apabila kejahatan itu berupa penipuan, Rasulullah Saw. bersabda tentang azab yang pedih di neraka kelak bagi bagi para pelakunya sebagai berikut:
"Aku melihat dalam mimpi dua orang Malaikat, keduanya berkata: Orang yang engkau lihat mulutnya dikoyak hingga telinga, adalah seorang pembohong. Ia berbohong hingga kebohongannya tersebut dibebankan kepadanya hingga mencapai ufuk, maka dibuatlah ia diberi beban seperti itu hingga hari kiamat”
(HR. Bukhari).
Dan bagi para penguasa atau pejabat yang ternyata melaksanakan tugasnya dengan buruk dan malah bersekongkol untuk berbuat curang, maka Rasulullah Saw. bersabda:
"Siapa saja yang kami beri tugas melakukan sesuatu pekerjaan dan kepada dia telah kami berikan rezeki (gaji), maka yang diambil oleh dia selain itu adalah kecurangan (ghulul)"
(HR Abu Dawud).
Rasulullah Saw. juga menyampaikan:
"Barang siapa melakukan ghulul, ia akan membawa barang ghulul itu pada hari kiamat”
(HR At-Tirmidzi).
Islam adalah agama Rahmatan lil'alamiin, yang merupakan jalan kehidupan bagi umat manusia agar kelak akan kembali ke SorgaNya dan terhindar dari panas dan pedihnya jilatan api neraka.
Apabila sistem Islam ditegakkan, maka keselamatan akan meliputi seluruh penjuru dunia dan apabila Islam dijauhi (seperti saat ini) maka kepedihan dan kesengsaraan yang akan terus terjadi.
Kebutuhan akan tegaknya sistem Islam sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi. Karena itu, yang dibutuhkan umat saat ini adalah dakwah berupa dakwah untuk mengembalikan kehidupan Islam, dakwah yang akan menyadarkan umat bahwa jalan satu-satunya untuk menyelesaikan seluruh problematika umat adalah tegaknya kembali Khilafah Islamiyah yang menerapkan Islam secara kaffah (menyeluruh).
Wallahu'alam bishshowwab
Posting Komentar