-->

Menggalang Kekuatan Global Untuk Membebaskan Palestina


Oleh : Rini Mumtaz Sabrina

Serangan terhadap Palestina terus terjadi tanpa henti dengan kekerasan yang semakin brutal dan tidak mengenal ampun. Mengakibatkan korban jiwa kembali berjatuhan dalam jumlah besar.

Krisis pangan pun tidak bisa di hindari, kini Warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka, imbas krisis makanan akibat pengepungan dan genosida yang dilakukan Israel. Salah satu warga Gaza Majida Qanan mengatakan, anak-anak di Gaza harus dibujuk agar mau memakan daging kura-kura tersebut.

"Anak-anak takut untuk memakan kura-kura. Jadi kita mengatakan kepada mereka bahwa daging ini enak seperti daging sapi muda," kata Qanan seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4). "Ada anak-anak yang mau makan, sementara yang lain enggan memakan," sambungnya.

Qanan menjelaskan, ini kali ketiga dirinya menyiapkan daging kura-kura untuk disantap keluarganya setelah tersingkir ke Khan Yunis akibat genosida yang dilakukan Israel. "Tidak ada perbatasan yang dibuka dan tidak ada apa pun di pasar," ujar dia.

"Ketika saya membeli dua tas belanja makanan seharga 80 shekels, tidak ada daging di dalamnya," sambungnya. Qanan menjelaskan, daging kura-kura itu diolah dengan menguliti daging dari tempurung kemudian direbus dan dimasak dengan bawang, lada, tomat, serta rempah-rempah. "Kita tidak pernah menyangka akan makan kura-kura," ujarnya.

Serangan berkepanjangan yang dilakukan Israel menyebabkan krisis pangan di Gaza, Palestina. Daging kura-kura dianggap sebagai pangan alternatif setelah tidak adanya sumber protein lain.

Kejahatan Zionis Menyerang Jurnalis

Fatima Hassouna, seorang jurnalis foto yang pernah viral karena menulis pesan menyentuh sebagai bentuk dukungan untuk Gaza, tewas dalam serangan brutal Israel pada pekan ini (18/4). Kementrian Kesehatan di Gaza pada Jumat (18/4) menyatakan Fatima tewas bersama tujuh anggota keluarganya di kediaman mereka di Jalan Al Nafaq, Kota Gaza.

Sepupu Fatima, Hamza Hassouna, menyebut serangan itu terjadi pada Jumat. "Saya sedang duduk saat tiba-tiba dua roket jatuh. Satu di sebelah saya, dan satu di ruang tamu," kata Hamza. Rumah yang mereka tinggali, lanjut dia, hancur dan menimpa anggota keluarga yang berada di dalam.
Palestinian Journalist's Protection Center (PJPC) turut memberi pesan bela sungkawa. Mereka juga menyebut serangan Israel sebagai "kejahatan" terhadap jurnalis dan melanggar hukum internasional.

"Foto-foto dahsyat karya Fatima yang mendokumentasikan kehidupan di bawah pengepungan dirilis secara global, mengungkap korban jiwa imbas agresi," demikian pernyataan PJPC, dikutip dari CNN.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim mereka menargetkan anggota Hamas, dengan serangan adalah upaya mengurangi risiko demi melindungi warga sipil. "Teroris tersebut merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap pasukan IDF dan warga sipil Israel," demikian klaim IDF.

Militer Israel selalu berdalih melindungi warga sipil saat menyerang Hamas. Namun Israel juga menggempur habis-habisan warga dan objek sipil di Gaza. Selama agresi itu, Fatima mendokumentasikan foto kehidupan sehari-hari warga Gaza di media sosialnya di Instagram dan Facebook. Di salah satu unggahan di Instagram, Fatima menyebut ingin kematian dia menjadi suluh perlawanan agresi Israel.

"Jika saya meninggal, saya ingin kematian saya menggema dan tak sekadar menjadi angka. Saya ingin kematian yang didengar dunia, dampak yang bertahan lama, dan gambar abadi yang tak terkubur oleh ruang dan waktu," tulis dia di Instagram pada Agustus 2024.

Bencana Kemanusiaan, Lembaga Dunia Hanya Berpangku Tangan???

Mengutip dari The Peninsula, Minggu, 20 April 2025, WFP (World Food Programme) menyatakan keprihatinan mendalam atas penurunan tajam stok pangan, dengan memperingatkan bahwa Jalur Gaza berada di ambang bencana kemanusiaan. WFP menekankan bahwa situasi kritis ini diperparah penutupan perbatasan yang sedang berlangsung oleh Israel, yang mencegah pengiriman pasokan pangan penting ke Jalur Gaza.

Menurut WFP, Gaza sangat membutuhkan aliran pangan yang tidak terputus dan terus-menerus untuk menghindari keruntuhan total ketahanan pangan. WFP juga memperingatkan tentang konsekuensi parah jika kondisi saat ini terus berlanjut, dengan menunjukkan bahwa warga sipil Palestina di Gaza sudah menghadapi kondisi kemanusiaan yang mengerikan, dengan kekurangan akut sumber daya penting untuk menopang kehidupan mereka.

Faktanya, seruan ataupaun peringatan itu tidak juga membawa perubahan signifikan terhadap krisis pangan dan kemanusiaan yang saat ini terjadi di Gaza. PBB, UNHCR, UNICEF, WFP, WHO adalah lembaga – lembaga dunia yang secara nyata tidak mampu mewujudkan perdamaian dan hak – hak kemanusiaan terhadap warga Palestina (Gaza).

Pengadilan international bahkan menyatakan apa yang di lakukan oleh Israel adalah sebuah kejahatan dan melanggar hukum international, namun faktanya tidak ada 1 pun dari lembaga dunia tersebut yang mampu menghentikan kejahatan itu. Ini membuktikan, bahwa semua kecaman yang mereka lakukan hanyalah sebuah retorika semata.

Gencatan Senjata Bukanlah Solusi Hakiki

Gencatan senjata bukan kali ini saja terjadi dan di opinikan sebagai solusi, gencatan senjata telah berulang kali di lakukan namun, tindakan ini tidak memberi kebaikan sedikit pun kepada umat islam.
Sebagaimana yang sudah terjadi sebelumnya, gencatan senjata akan di ambil oleh zionis tatkala mereka merasa kewalahan menghadapi para mujahid palestina. Padahal zionis telah di dukung oleh negara pemegang ideologi kapitalisme Amerika Serikat (AS). AS telah mengucurkan banyak sekali bantuan mulai dari dana, keamanan seperti iron dome, hingga persenjataan.

Statement politik pemimpin AS pun begitu kentara berada di sisi zionis. Bahkan yang menyakitkan, pemimpin – pemimpin negeri kaum muslimin justru memberi peluang kepada musuh – musuh Allaah SWT untuk menumpahkan darah, merampas lahan, menghancurkan dan menodai rumah kaum muslimin. Penguasa negeri – negeri kaum muslim pun membiarkan musuh – musuh Allaah SWT memiliki segala alasan untuk menindas kaum muslim, dan menghasut serta menakut – nakuti umat islam di negeri – negeri muslim lainnya agar tidak melakukan tindakan apapun.

Padahal Allaah SWT telah memberikan mereka amanah kekuasaan, yang seharusnya dengan kekuasaan itu mereka memiliki tugas untuk menggerakkan tentaranya sekuat tenaga dalam membebaskan palestina, namun mereka tidak melakukan itu. Secara logika, zionis pasti akan menang melawan umat islam palestina karena zionis mendapatkan bantuan dari AS bahkan di dukung oleh penguasa muslim. 

Namun hingga saat ini, zionis terus menerus kewalahan menghadapi mujahid palestina, jadi gencatan senjata bukanlah karena tekanan dari Trump kepada Netanyahu. Namun karena zionis tidak sanggup mematahkan rakyat Gaza. Gencatan senjata hanya kedok zionis untuk mengambil nafas dalam pertempuran.

Kekuatan Sesungguhnya Dari Seorang Pejuang

Para mujahid palestina terus memberikan fakta yang menyakitkan bagi Zionis, sekalipun umat islam di palestina sendirian, mereka menderita kelaparan, mereka di bunuh, dan banyak pemimpin pejuang yang syahid, namun mereka tetap dalam keteguhan, kesabaran dan ketabahan. 

Keimanan yang menjadi sumber kekuatan girah jihad para mujahid dalam mempertahankan tanah palestina, tanah kharajiyah milik kaum muslimin yang telah menggentarkan zionis. Karena itu sejatinya zionis telah kalah telak sedari awal. Mereka tidak layak berlaga di medan tempur untuk melawan para mujahid islam yang mencintai syahid dan jihad di jalan Allaah SWT.

Menggalang Kekuatan Global Untuk Membebaskan Palestina

Umat islam khususnya kaum muslimin di gaza, harus menyadari bahwa gencatan senjata tidak akan mengubah apapun. Zionis akan tetap mengkhianati kesepakatan itu dengan menyerang kaum muslimin kembali. Terbukti beberapa jam setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata, zionis melakukan serangan yang menewaskan sedikitnya 82 orang. Jadi, apa yang di lakukan oleh zionis ini sudah sangat jelas menunjukan untuk kesekian kalinya bahwa solusi untuk palestina bukan dengan bantuan – bantuan kemanusiaan, boikot, dan solusi parsial pragmatis lainnya.

Solusi hakiki untuk mengakhiri masalah ini hanyalah dengan jihad dan Khilafah. Terwujudnya Daulah Khilafah yang akan mengirim tentara untuk berjihad membebaskan palestina adalah kemenangan yang nyata. Umat harus meyakini bahwa kemenangan adalah milik umat islam dan pujian hanya milik Allaah SWT, seperti dalam FirmanNya :
“Sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepadamu kemenangan yang nyata” (TQS. Al – Fath : 01)

Kemenangan akan datang atas pertolongan Allaah SWT seperti dalam firmanNya :
“Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allaah, sesungguhnya Allaah maha perkasa lagi maha bijaksana” (TQS. Al – Anfal : 10)

Maka agar umat islam di tolong oleh Allaah SWT, umat islam wajib berjuang sesuai tuntunan Allaah SWT, dan tidak menyerahkan urusan pada musuh – musuh Allaah SWT. Karena itu, umat harus terus berjuang secara syar’I untuk mewujudkan solusi hakiki.

Sudah saatnya kaum muslimin menyadari keberadaan dari partai politik islam ideologis yang tidak pernah lelah dan senantiasa istiqomah dalam mendakwahkan ke-fardhuan menegakkan syariat islam kaffah dalam naungan Khilafah.

Sudah saatnya pula kaum muslimin memberikan kepercayaan dan pertolongan kepada partai untuk memimpin umat. Karena hanya partai politik islam ideologis yang memiliki fikrah dan thariqah yang shahih dalam mewujudkan junnah (perisai) kaum muslimin Khilafah Islamiyah.
Semoga Allaah SWT menyegerakan kemenangannya untuk kaum muslimin.

Wallahu’alambishawab