-->

Menjaga Spirit Ramadhan

Oleh : Ida Nurchayati

Ramadhan telah berlalu, ada rasa haru dan sedih menyeruak dikalbu. Berharap agar Allah ijinkan untuk bertemu kembali dengan bulan mulia ini. Sebulan umat Islam menjalankan ibadah puasa dan mengisinya dengan serangkain ibadah wajib maupun sunnah baik siang maupun malam. Umat berburu dan berharap mendapat limpahan rahmat, berkah dan ampunan serta malam yang lebih baik dari seribu bulan. Finalnya adalah meraih takwa. Bagaimana merawat spirit Ramadhan agar tetap terjaga sepanjang tahun?

Takwa Totalitas

Semarak ibadah di Bulan Ramadhan harusnya menjadi momentum meningkarkan ketakwaan pada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 183, tujuan berpuasa adalah agar kaum muslim meraih takwa. Takwa adalah taat pada seluruh syariat, maka ketaatan tidak cukup pada level individu, tapi juga masyarakat hingga negara. Islam tidak hanya mengatur urusan akidah, ibadah mahdhoh maupun akhlak. Lebih jauh Islam juga mengatur muamalah yang meliputi sistem pergaulan, sistem ekonomi, sistem pemerintahan, dan sebagainya.

Takwa totalitas merupakan wujud keimanan pada Allah SWT. Maka konsekuensi logisnya, seorang muslim harus anti sekuler. Sebab sikap sekuler menjadikan seorang muslim menerima sebagian syariat dan meninggalkan sebagian lainnya. Sejatinya, ketakwaan pada Allah tidak sebatas dalam shalat, puasa, zakat, haji dan akhlak. Ketakwaan hakiki mengharuskan muslim menerima seluruh syariat untuk mengatur seluruh aspek kehidupannya.

Islam bukan hanya agama spiritual, namun mabda. Dari pemikiran mendasarnya terpancar seluruh aturan kehidupan yang mengatur hubungan hamba dengan Tuhannya dalam bentuk akidah dan ibadah. Islam juga mengatur hubungan hamba dengan dirinya sendiri, berupa akhlak, makanan dan pakaian. Selain itu Islam mengatur hubungan hamba dengan manusia lainnya dalam bentuk muamalah dan uqubat, seperti sistem ekonomi, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, perang dan sebagainya.

Istikamah dalam Ketaatan

Meningkatnya keimanan dan ketaatan kita selama Ramadhan merupakan keharusan. Namun, bagaimana mempertahankan ketaatan kita setelah Ramadhan berlalu. Menjaga istikamah beribadah sangatlah penting, dan sebagai bukti diterimanya ibadah selama Ramadhan dan teraihnya predikat takwa. Ketika Allah menerima amalan hamba-Nya, maka Allah akan memberikan hidayah taufik baginya. Yakni hidayah berupa kemudahan-kemudahan bagi hamba untuk melakukan ketaatan. 

Agar bisa istikamah, maka seorang hamba harus ikhlas melakukan ketaatan karena Allah semata. Tidak ada hal lain yang diharap, melainkan hanya mengharap ridha Allah SWT. Sikap ikhlas harus dibarengi dengan tekad yang kuat. Tanpa keteguhan tekad, maka menjaga istikamah akan terasa berat. Sebagai penyempurna agar bisa istikamah adalah selalu mengingat kematian. Sebagaimana sabda Baginda Rasulullah SAW, orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengingat kematian dan mempersiapkan bekal menghadapinya.

Butuh Suport Sistem

Menjaga ketakwaan dan ketaatan dalam sistem sekuler sangatlah berat. Memegang Islam ditengah gaya hidup yang serba bebas, tidaklah mudah. Menggenggam Islam ditengah kondisi yang tidak memgindahkan halal dan haram, serta memburu kesenangan fisik dan materi sesaat, bak menggenggam bara api. Dipegang panas, sementara kalau dilepas akan mengantarkan pada kekafiran. Disinilah urgensi dakwah Islam kaffah, menyeru umat agar kembali pada ajaran agamanya secara totalitas. Agar umat menjadikan Islam sebagai pemahaman, standar perbuatan serta keyakinannya. Hal ini terwujud ketika pemikiran, perasaan serta aturan yang diterapkan adalah Islam. Dengan demikian akan terbentuk masyarakat yang unik, yakni masyarakat Islam. 

Masyarakat yang ditopang oleh ketakwaan individu, masyarakat yang peduli amar makruf nahi munkar, serta negara yang menerapkan syariat Islam. Inilah kondisi yang seharusnya diimpikan dan dicita-citakan setiap muslim agar dalan kehidupannya terwujud kesejahteraan, keadilan serta keberkahan dunia akhirat.

Khatimah

Menjaga spirit Ramadhan dalam sistem sekuler sungguhlah sangat berat. Agar bisa istikamah perlu niat yang ikhlas semata karena Allah, tekad kuat serta senantiasa mengingat kematian. Namun, hal ini saja tidak cukup. Selama umat Islam hidup dalam sistem sekuler, maka kefasadan, kerusakan akan senantiasa terjadi. Maka harus ada dakwah terus menerus agar umat hidup sesuai habitatnya, yakni diatur dengan syariat Islam secara kaffah. Dengan Islam kaffah akan terwujud ketakwaan totalitas sebagaimana tujuan berpuasa. Keistikamahan pun terjaga.