Nilai Rupiah Anjlok Harga Jual Justru Naik
Oleh : Ilma Kurnia P (Pemerhati Generasi)
Lemahnya nilai rupiah menjadi polemik baru, bagaimana tidak karena turunnya nilai rupiah berpengaruh pada pelonjakan harga barang baik pangan mauapun non pangan. Dilansir dari sebuah media surat kabar menyebutkan jika Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Nilai tukar melemah hingga sebesar 59 poin atau 0, 36 persen. Pada pembukaan perdagangan Kamis, 3 April 2025 kurs rupiah turun hingga level Rp16.772 dari sebelumnya yang berada di posisi Rp16.713 per dolar AS.(Tempo.co.id,4/4/2025).
Pelemahan nilai rupiah menjadi tantangan ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Hal itu berdampak meluas ke berbagai sektor. Kenaikan harga barang-barang pokok seperti beras, minyak goreng, dan gula dapat membuat kondisi ekonomi rumah tangga semakin sulit. Tidak hanya itu, melemahnya nilai rupiah juga berdampak pada utang luar negeri yang harus dibayar oleh pemerintah dan perusahaan swasta. Utang yang dihitung dalam mata uang asing menjadi lebih berat ketika nilai tukar rupiah melemah. Hal ini karena jumlah rupiah yang diperlukan untuk membayar utang tersebut menjadi lebih besar. Selain itu juga dapat mengganggu kestabilan keuangan negara.
Inilah efek dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme, dimana tidak adanya kebijakan penetapan nilai mata uang. Kebijakan ekonomi kapitalis menunjukkan wajah aslinya yang sangat kejam. Kebijakan yang tidak konsisten bahkan terhadap ide-ide dasar yang disebarkan. Pasar bebas bentuk liberalisasi nyatanya hanya ditujukan untuk negara-negara berkembang saja. Namun, menolak ketika kebijakan itu mengancam perekonomian mereka. Kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan manfaat saja bagi pemilik modal dengan berkedok investasi. Rapuhnya nilai mata uang kertas yang ada di dunia menunjukkan bahwa sistem ekonomi kapitalisme tak layak dijadikan standar dalam kehidupan. Lantas apa yang masih bisa diharapkan? jika ujungnya hanya menyensarakan.
Sedangkan ini berbeda dengan islam yang memiliki sistem terbaik dalam kehidupan termasuk dalam sistem ekonominya. Dalam sistem pemerintahan Islam, negara Islam akan menerapkan sistem mata uang yang berbasis emas dan perak sebagai standar untuk melakukan transaksi. Seperti firman Allah SWT, dalam Al-Quran yang artinya :
“... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka katakanlah kepada mereka (akan mendapatkan) dengan azab yang menyakitkan.” (TQS.At-Taubah ayat 34)
Sistem mata uang berbasis emas dan perak yang disyariatkan Allah tidak lain adalah dinar dan dirham. Dinar dan dirham tidak hanya memiliki nilai intrinsik namun juga nilai ekstrinsik. Negara tidak boleh mengeluarkan mata uang kertas tanpa dicadangkan kepada emas dan perak. Sistem uang emas adalah satu-satunya sistem uang terbaik di antara sistem yang lainnya. Dengan penerapan ekonomi Islam yang sangat lengkap akan mampu menghilangkan faktor-faktor utama yang muncul dari diberlakukannya sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme yang rusak itulah penyebab utama melemahnya mata uang sebuah negara dan menguatnya mata uang negara maju dan kuat seperti dominasi dolar pada saat ini untuk mempermainkan negara berkembang lain.
Mekanisme Islam dalam menyelesaikan problematika ini di antaranya:
Pertama, menghentikan praktik riba baik yang dijalankan oleh perusahaan dan pemerintah. Keberadaan riba di tengah-tengah kehidupan hanya akan memunculkan buble ekonomi atau gelembung-gelembung ekonomi. Namun sejatinya negara dalam keadaan terjebak utang. Seperti Indonesia ini termasuk negara yang sudah terjerat utang. Antara utang pokok dan bunga bisa menghantarkan kepada kebangkrutan sebuah negara. Kedua, sistem moneter berbasis emas dan perak sebagai mata uang yang kuat dan bernilai tinggi. Tidak akan mudah dipermainkan oleh negara lain. Ketiga, menghilangkan pasar modal. Keberadaan pasar modal inilah menjadikan mekanisme pasar non real dan real tidak seimbang. Keempat, negara akan mengambil peran sebagai pengelola sumber daya alam yang telah disediakan oleh Allah Swt. Sumber daya alam tidak akan diprivatisasi dan diserahkan pengelolaannya kepada swasta dan asing. Karena sesungguhnya sistem ekonomi Islam tidak mengenal leberalisasi. Begitulah ketangguhan sistem ekonomi Islam yang akan mampu melawan kekuasaan asing dari segala pengaruhnya yang merusak. Sehingga mampu mengantarkan negara pada arah keselamatan dan keberkahan.
Wallahua’lam bishawab..
Posting Komentar