-->

Pelindung Riil untuk Palestina


Oleh : Sri Azzah Labibah SPd

Diberitakan bahwa ketika warga Palestina sedang melaksanakan salat Idulfitri Israel melakukan serangan. Sungguh sangat mengiris hati kaum muslim dan Nyata, sampai saat ini penjajah Zionis tidak pernah menghentikan serangannya meskipun mereka tahu bahwa umat Islam sedang beribadah salat. Semua itu diunggah oleh Pusat Informasi Palestina. Sebuah video yang menunjukkan adanya suara tembakan saat muslim Gaza sedang salat tak mampu lagi menutupi kekejian Zion*s atas warga Palestina.

Tidak hanya muslim Gaza, muslim Tepi Barat pun merasakan duka yang sama. Satu Syawal tentara Yahudi menyerbu beberapa rumah di Hebron, Tepi Barat. Mereka menduduki wilayah tersebut, mendobrak pintu, menggeledah rumah-rumah, dan menangkap tiga orang. Penjajah ini mendirikan lebih banyak pos pemeriksaan di Hebron dan menutup jalan di sana. Mereka bahkan menolak untuk membuka sepenuhnya Masjid Ibrahimi di Hebron untuk umat Islam di sana merayakan Idulfitri.

Perasaan bercampur aduk, Idulfitri ini dipenuhi kepedihan yang kesekian kalinya bagi muslim Palestina. Pilu yang dirasa sejak Oktober 2023, di mana Zion*s buas telah membunuh lebih dari 50.200 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak terus mengharu biru di tengah hidup warga Palestina. Masjid, rumah, sekolah, rumah sakit, bahkan tempat pengungsian, dibombardir tanpa rasa iba.

Sesungguhnya ini merupakan pilu seluruh umat Islam. karena umat Islam bagaikan satu tubuh. Rasulullah saw. bersabda, 

“Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Muslim).

Sayang beribu sayang, saat ini umat Islam tidak bisa menolong saudara-saudaranya yang tersakiti, meski jumlah mereka sangat banyak. Umat Islam kini dalam kondisi lemah dan tercerai-berai. Mereka seperti buih di lautan yang terombang-ambing kemana pun gelombang menyerang. Sebagaimana sabda Rasulullah saw., 

“’Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kalian, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring besar mereka.’ Seorang sahabat bertanya, ‘Apakah disebabkan dari sedikitnya kita pada hari itu?’ Beliau menjawab, ‘Tidak, bahkan pada hari itu kalian banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan.’” (HR Abu Daud).

Ketiadaan perisai yang melindungi mereka dari penjajahan dan serangan negara-negara kapitalis membuat lemah itu semakin lemah. Ketiadaan Daulah Khilafah yang mampu menjadi perisai, meniadakan kekuatan yang mampu menandingi pihak musuh yang menerjang. Sabda Rasulullah saw., 

"Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh).

Lalu, berapa lama lagi pilu ini akan berlanjut? Syawal melaju, duka lara tak henti menerpa

Saat junnah tiada peran pelindung umat Islam di seluruh penjuru dunia bagai sirna. Cengkeraman demi cengkeraman penjajahan memporakporandakan kedamaian hidup kaum muslimin di mana pun berada. Institusi yang mampu mempersatukan umat Islam sedunia dengan ikatan akidah Islam tiada. Negara penerapan syariat kafah musnah. Kekuatan Islam di dalam negeri dan menyelenggarakan jihad ke luar negeri untuk membebaskan negeri muslim yang terjajah kalah. Sayangnya semua itu dianggap lumrah.

Sungguh tanpa ikatan akidah Islam, umat Islam tidak bisa tidur nyenyak, tak mampu makan lezat selama masih ada saudaranya sesama muslim yang teraniaya. Umat Islam akan berupaya keras untuk membebaskan negeri-negeri muslim yang terjajah. Dan sungguh keberadaan Khalifah yang akan mengomando seluruh tentara dan umat Islam untuk jihad fi sabilillah membebaskan muslim Palestina tak bisa ditunda. Junnah hanya bisa dengan Khilafah. Khilafah pemandu jihad pembebas umat, karena jihad hukumnya fardu. Firman Allah Taala, 

“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS Al-Baqarah [2]: 190).

Allah Swt. bahkan mempertanyakan sikap kaum muslim, terutama pihak yang memiliki kekuatan seperti militer, yang diam saat saudaranya yang terzalimi memanggil minta tolong. Allah Swt. berfirman (yang artinya), 

“Mengapa kalian tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak yang berdoa, ‘Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Makkah) yang penduduknya zalim." (QS An-Nisa’ [4]: 75).

Syekh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullah dalam buku Asy-Syakhshiyyah al-Islāmiyyah (Kepribadian Islam) menjelaskan makna jihad adalah mengerahkan segenap kemampuan dalam perang di jalan Allah, baik secara langsung berperang, maupun dengan memberikan bantuan untuk perang, misalnya bantuan berupa harta, pendapat, memperbanyak pasukan perang, dan lain-lain.

Riil, Khilafah akan mengerahkan tentara reguler (jaisy) maupun cadangan (rakyat) hingga semua negeri muslim yang terjajah bisa dibebaskan dan kembali ke pangkuan Khilafah. Khilafah tidak akan mau berkompromi dengan negara-negara Barat maupun lembaga-lembaga internasional yang nyata-nyata melindungi Zion*s. 

Khilafah tidak akan pernah terikat dengan perjanjian ataupun solusi dua negara yang diprakarsai oleh Barat. Khilafah akan menjadi negara independen, tidak boleh disetir oleh negara lain. Pembebasan Palestina akan menjadi agenda utama Khilafah sejak hari pertama berdirinya.

Oleh karenanya umat harus berjuang untuk menegakkan Khilafah karena Khilafah adalah pelindung hakiki umat Islam seluruhnya. Junnah pun ada di bawah naungan Khilafah. Keberadaan jemaah dakwah yang melakukan pembinaan di tengah umat untuk membangun kesadaran umat agar berjuang menegakkan kembali Khilafah pun menjadi sangat urgen, tak bisa diabaikan namun harus direalisasikan.

Wallaahu a'laam bisshawaab.