-->

Tanah yang Dirampas, Nyawa yang Dipadamkan


Oleh : Meidy Mahdavikia

Penjajahan terhadap Palestina oleh Zionis Israel terus berlangsung dengan kebrutalan yang makin meningkat. Disampaikan oleh beritasatu.com (20/03/2025) dalam sepekan terakhir, dunia kembali menyaksikan kekejaman yang sangat menyayat hati. Israel melanjutkan operasi militer besar-besaran di Gaza, termasuk serangan darat yang mengancam dan memaksa warga Palestina mengungsi secara massal. Bahkan dalam satu hari, tercatat 413 warga Palestina tewas dibombardir, dan Netanyahu menyebutnya bahwa "ini baru permulaan" dikutip dari CNBCIndonesia.com (19/03/2025).

Begitu pula kondisi di Masjid Al-Aqsa, Israel merampas toa masjid selama Ramadhan, menambah ketegangan para umat Islam yang sedang beribadah. Sementara itu, invasi darat meluas hingga ke Rafah dan infrastruktur sipil kembali dihancurkan atas nama pemberantasan "terorisme".

Ironisnya, perhatian dunia Islam terhadap tragedi ini makin memudar. Umat mulai tenggelam dalam persoalan-persoalan domestik yang tak kunjung usai, seolah lupa bahwa penjajahan atas Palestina adalah derita bersama umat Islam di seluruh dunia.

Satu Umat, Satu Tubuh : Lalu Dimana Kepemimpinannya?

Mengapa umat Islam seolah tak berdaya menyelamatkan rakyat dan tanah Palestina? Jawabannya adalah karena tidak adanya kepemimpinan Islam yang menyatukan negeri-negeri Muslim dalam satu visi perjuangan. Dunia Islam hari ini terpecah-belah oleh sistem sekuler warisan kolonial. Sekularisme menyingkirkan peran agama dari kehidupan sampai ke dalam lingkup politik dan menjadikan umat kehilangan arah perjuangan.

Negara-negara Muslim berdiri sendiri-sendiri, terikat oleh kepentingan nasional yang sempit, tunduk pada tekanan negara-negara besar, dan tak memiliki keberanian untuk melawan penjajahan secara nyata. Padahal, dalam Islam, kaum Muslim itu satu tubuh, satu umat. Namun sistem sekuler telah memutuskan ikatan tersebut.

Sistem kapitalisme sekuler hanya melahirkan pemimpin pengecut dan pengkhianat umat. Tidak ada keberanian untuk melawan para penjajah, hanya ada kecaman kosong tanpa aksi. Padahal Allah SWT berfirman :

"Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan..." (TQS. Al-Anfal: 72)

Satu Kepemimpinan, Satu Umat, Satu Perjuangan

Satu-satunya solusi hakiki untuk membebaskan Palestina dan menyelamatkan umat dari kehinaan adalah dengan tegaknya kepemimpinan Islam, yaitu Khilafah. Khilafah akan menjadi institusi negara yang menyatukan umat, menerapkan syariat Islam secara kaffah, dan menjadikan jihad sebagai sarana membebaskan negeri-negeri terjajah.

Khilafah tidak akan diam saja melihat rakyat Muslim dibantai. Sebagaimana sejarah mencatat, Khilafah Utsmaniyah pernah mengirim ultimatum kepada penjajah hanya demi membela Muslim di wilayah minoritas. Ini bukanlah wacana melainkan ini adalah sebuah kewajiban yang dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW :

"Barang siapa mati dalam keadaan tidak memiliki baiat di pundaknya, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah." (HR. Muslim)

Tegaknya Khilafah adalah mahkota kewajiban. Untuk itu, umat Islam harus bersatu dalam jamaah dakwah yang ideologis, yang mengarahkan perjuangan berdasarkan metode Rasulullah SAW dengan dakwah pemikiran, pembinaan, dan aktivitas politik yang lurus.

Saatnya umat Islam bangkit, meninggalkan sistem sekuler, dan menghidupkan kembali kehidupan Islam dengan tegaknya Khilafah. Hanya dengan itulah, Palestina akan terbebas, dan rahmat Islam kembali menaungi dunia.